Butz adalah asisten profesor di bidang kajian seni dan budaya. Fokusnya adalah kajian budaya Amerika di Academy of Media Arts Cologne. Ia membuat tesis doktoralnya pada 2012 berjudul Grinding California, Culture and Corporeality in American Skate Punk.
“Anda tahu, energi di balik [punk] sangat masuk akal untuk skateboarding,” ucap Steve Olson, atlet papan luncur profesional kepada Butz di Huckmag.
“Bahkan lebih dari berselancar, karena skateboard sedikit lebih gaduh—sedikit lebih berbahaya. Dan punk rok memiliki sedikit bahaya di baliknya. Ada banyak kesamaan yang terjadi, tetapi energi adalah yang paling penting. Energi di balik punk rok dan ketika Anda berada di papan luncurmu sangat mentah. […] Energinya adalah koneksi, pemberontakan melawan tipikal dan melawan norma.”
Secara filosofis, situasi berat menciptakan gaya. Begitu pula pada skateboarding. Butz menjelaskan, reaksi bawah sadar terhadap realitas fisik membuat seseorang harus berbuat sesuatu. Bermain papan luncur bukanlah perkara trik, tetapi bagaimana menempatkan energi pada papan untuk membawa kita.
"Arus bawah sosial, politik, fisik, dan metafisik yang mendorong papan luncur dan punk satu sama lain tidak diragukan lagi kuat. Dan sikap do-it-yourself yang dimiliki oleh pemain papan luncur dan punk jelas memicu persatuan," tulis Butz.
Keeratan inilah yang kemudian menggabungkan dua istilah sebagai label subkultur baru: skatepunk. Citra hubungan olahraga papan luncur dan punk tersebar dengan budaya populer, termasuk lewat gim video Tony Hawk di PlayStation yang menggunakan daftar lagu punk.
Pada dekade 1990-an, tren papan luncur makin berkembang pesat. Kompetisi papan luncur pertama kali diadakan pada 1995 dan disponsori jaringan televisi kabel sebagai olahraga alternatif.
Hari papan luncur sedunia pun ditetapkan pada 21 Juni sejak 2004 oleh International Association of Skateboard Companies (IASC). Tujuannya, agar olahraga papan ini bisa diakses di banyak kota dan negara.
Baca Juga: Dari Manakah Asal-usul dan Siapakah yang Meciptakan Olahraga Hoki?
Baca Juga: Kiprah Sepatu Vans Sebagai Sepatu Skate Populer Sepanjang Masa