Ternyata Panda Purba Pernah Punya Ibu Jari Palsu yang Panjang

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 5 Juli 2022 | 10:00 WIB
Spesies panda purba ternyata memiliki jempol palsu untuk menggenggam bambu. Apa yang membuat fitur ini menyusut? (Mauricio Anton/Natural History Museums of Los Angeles)

 

Nationalgeographic.co.id—Panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) merupakan bagian famili beruang (ursidae). Leluhur mereka, dalam laporan sebelumnya, adalah omnivora dan karnivora. Kemudian perubahan diet mereka terjadi sekitar 2,4 juta tahun lalu membuat gen reseptor rasa umami mereka jadi tidak aktif.

Hal ini membuat rahang dan gigi mereka berevolusi untuk menghancurkan bambu. Lalu, seperti yang kita kenal hari ini, mereka benar-benar hanya makan bambu.

"Jauh di dalam hutan bambu, panda raksasa menukar makanan omnivora dari daging dan buah beri dengan memakan bambu secara diam-diam, tanaman yang berlimpah di hutan subtropis tetapi nilai nutrisinya rendah," kata Xiaoming Wang dari Department of Vertebrate Paleontology, Natural History Museum of Los Angeles County.

Para ilmuwan berteori, perubahan signifikan evolusi mereka membuat tulang pergelangan tangan digunakan untuk menggenggam bambu berubah. Melalui sejarah evolusinya, tangan panda tidak pernah mengembangkan ibu jari yang bisa membantu menggenggam benda. Tetapi, ada sejenis ibu jari yang mereka kembangkan dari tulang pergelangan tangan, radial sesamoid.

Wang dan tim baru-baru ini menerbitkan sebuah makalah di Scientific Reports pada 30 Juni 2022. Mereka menemukan nenek moyang panda paling awal memiliki ibu jari semu itu. Anehnya, mereka berpendapat, jari semu itu lebih panjang dari keturunan mereka yang ada saat ini.

"Memegang batang bambu dengan erat untuk menghancurkannya menjadi ukuran gigitan mungkin merupakan adaptasi paling penting untuk mengonsumsi bambu dalam jumlah yang luar biasa," kata Wang dalam rilis

"Berkembang dari nenek moyang karnivora dan menjadi pemakan bambu murni, panda harus mengatasi banyak rintangan," lanjutnya. "Sebuah 'jempol' yang berlawanan dari tulang pergelangan tangan mungkin merupakan perkembangan paling menakjubkan melawan rintangan ini."

Sebelumnya, sulit untuk membuktikan teori adanya ibu jari palsu ini karena tidak ada dalam catatan fosil. Wang dan timnya menemukan petunjuk di situs Shuitangba, Provinsi Yunnan di Tiongkok selatan. Fosil itu berasal dari enam sampai tujuh juta tahun silam.

Fosil itu memiliki ibu jari palsu dari leluhur panda, sehingga bisa memberi pandangan pertama kepada ilmuwan tentang penggunaan awal fitur jari keenam ini. Selain itu memberikan gambaran paling awal dari pola makan bambu pada leluhur panda yang membantu kita memahami evolusi struktur uniknya.

Temuan ini berbeda dari harapan para ilmuwan: jempol palsu kurang berkembang dengan baik. Fosil ini punya ibu jari palsu yang lebih panjang dengan ujung yang lebih lurus daripada jari bengkok yang lebih pendek dari keturunan modernnya.

Hal yang menyebabkan jempol palsu panda berhenti tumbuh panjang diperkirakan terjadi karena kompromi evolusi. Kompromi itu adalah kebutuhan untuk memanipulasi mambu dan kebutuhan untuk berjalan.

"Jempol palsu Panda membuatnya berjalan dan 'mengunyah'," kata Wang. "Fungsi ganda seperti itu berfungsi sebagai batas seberapa besar 'jempol' ini bisa ada."