Ia menulis dalam skripsinya berjudul Pengaruh Gel Ekstrak Daun Melati Gambir (Jasminum Officinale) Terhadap Penyembuhan Luka Eksisi Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus Strain Wistar) yang diterbitkan pada 2021.
Sedang beberapa yang lain yang menunggu di luar menggigil kedinginan, Yudik menuturkan bahwa mereka berupaya terus bergerak dan menggosok-gosokan kedua telapak tangannya untuk menjaga kondisi tubuh tetap hangat.
Baca Juga: Viagra Dapat Menyembuhkan Hipotermia, Perlukah Pendaki Membawanya?
Baca Juga: Gunung Terlalu Ramai, Bagaimana Caranya Mendaki dengan Tenang?
Baca Juga: Siapakah Lelaki Eropa Pertama yang Mendaki Puncak Gunung Gede?
Tak seperti yang dibayangkan, mendung bersambut angin kencang. Pelan-pelan, angin itu semakin keras menghantam tenda mereka, memperburuk kondisi mereka. Mereka bergegas berlindung ke dalam tenda.
"Waktu badai, semua rombongan masuk berjubel di dalam tenda," ungkap Yudik kepada National Geographic Indonesia. Kondisi dingin membuat jaket tebal yang dikenakan seolah tak berarti. Dinginnya terasa menusuk-nusuk ke dalam tulang.
"Badainya kencang sekali, suaranya ngantem (menghantam) tenda seperti deburan ombak di laut," kisahnya. Tak pernah terpikirkan oleh rombongannya bahwa kala itu jalur pendakian Wekas akan semencekam ini.
Begitu juga dengan kondisi tenda, badai yang sangat kencang mendorongnya ke kanan dan ke kiri tak menentu. Mereka hanya berlindung di dalamnya sembari berdoa agar tetap diberi keselamatan.
Beruntung, sang wanita yang sore tadi mengalami hipotermia, malah membaik kondisinya meski semalaman menderita. Berkat cara-cara yang ditempuh, penderita mendapatkan suhu hangat yang cukup untuk membuatnya pulih kembali. Secepatnya anggota lain berinisiatif membuatkan seduhan minuman panas untuk menjaga stabilitas hangat tubuhnya.
Setelah pagi menyongsong, seluruh kondisi anggota mulai membaik meski meninggalkan dingin dan rasa pegal di tubuh. Mereka segera turun dan mendapat sejumlah pengalaman yang tak terlupakan.
Satu pelajaran berharga yang disampaikan oleh Yudik, bahwa para pendaki sudah sepatutnya membaca terlebih dahulu medan yang akan dilintasi saat mendaki. Yang agak disesalkan adalah setelah sesampainya ke rumah salah satu anggota di daerah Kartasura, Sukoharjo, segera menyalakan laptop dan mencari berita tentang pendakian Merbabu via Wekas.
Ternyata, sejak tanggal 3 November, sudah ada pemberitaan tentang imbauan tentang kewaspadaan cuaca ekstrem yang akan menerpa jalur pendakian Merbabu via Wekas. Mereka yang tidak sempat membaca, sudah kepalang muncak duluan. Dari situ, mereka mendapat pelajaran berharga.