Pada Abad Pertengahan, Babi Jadi Hewan yang Sering Dihukum Mati

By Galih Pranata, Rabu, 6 Juli 2022 | 12:00 WIB
Ilustrasi eksekusi babi di abad pertengahan. (Getty Images/History Today)

Nationalgeographic.co.id—Pada musim gugur tahun 1457, penduduk desa di Savigny, Prancis, menyaksikan seekor babi betina dan enam anaknya dituduh menyerang dan membunuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.

"Di Eropa Abad Pertengahan, hewan sering dikenai tuduhan kriminal dan diadili di pengadilan. Babi adalah yang paling sering diadili," tulis James McWilliams kepada Slate dalam artikel berjudul Beastly Justice yang terbit 21 Februari 2013.

Persidangan itu bukan untuk acara pertunjukan—ini adalah persidangan sungguhan, dilengkapi dengan seorang hakim, dua jaksa, delapan saksi, dan seorang pengacara pembela untuk babi yang dituduh.

Dalam tulisan yang dikisahkan oleh McWilliams menyebut bahwa kesaksian saksi telah membuktikan, dengan tanpa keraguan bahwa babi itu telah membunuh seorang anak kecil.

Kasus seperti itu mungkin tampak aneh bagi pengamat modern, tetapi persidangan terhadap hewan adalah peristiwa umum yang biasa terjadi di Eropa abad pertengahan.

"Selama persidangan, sembilan saksi bersaksi, dan pengacara mewakili kedua belah pihak. Setelah bukti dihadirkan, hakim menjatuhkan hukumannya," tulis Alema Ljuca kepada History of Yesterday.

Ia menulis kisah tentang pengadilan babi pembunuh dalam artikelnya berjudul 3 Ridiculous Animal Trials From History yang diterbitkan pada 5 Juli 2022.

Pemilik babi, Jehan Bailly, dituduh lalai, tetapi tidak menerima hukuman. Keenam anak babi pun dibebaskan, dan hakim memberikan penjelasan sebagai berikut:

Eksekusi babi di depan umum. (Wikimedia Commons)

"Enam anak susunya, meskipun ditemukan berlumuran darah dan termasuk dalam dakwaan sebagai kaki tangan pembunuhan, karena masih muda, mereka dan pengaruh ibu mereka yang merusak, hanya diserahkan ke dalam pengawasan pemiliknya."

Adapun babi betina, dia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Hakim menyarankan bahwa "dia harus digantung di pohon dengan kaki belakangnya."

Para cendekiawan kontemporer terus mengkaji sejarah mentalitas masyarakat Eropa di abad pertengahan. Mereka hampir tidak mampu menjelaskan "mengapa warga berusaha keras untuk menciptakan ruang bagi manusia dan menilai hewan atas tindakan mereka?"