Ganja, Tembakau, Alkohol, dan Studi Mengejutkan Anak Praremaja di AS

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 9 Juli 2022 | 09:00 WIB
1 dari 50 mengatakan mereka ingin tahu tentang penggunaan ganja. (iStock Photo)

Nationalgeographic.co.id - Studi baru yang dipimpin oleh seorang peneliti Michigan University menemukan fakta mengejutkan terkait alkohol, tembakau, dan ganja serta hubungannya dengan anak praremaja. Penelitian tersebut telah menggunakan data dari sebuah proyek nasional besar.

Laporan lengkap studi tersebut telah diterbitkan dalam Drug & Alcohol Dependence Reports edisi Juni. Jurnal akses terbuka tersebut dapat diperoleh secara daring dengan judul "Individual-, peer-, and parent-level substance use-related factors among 9- and 10-year-olds from the ABCD Study: Prevalence rates and sociodemographic differences."

Dalam rilisnya, disebutkan bahwa anak pra-remaja yang boleh jadi hanya duduk di kelas 4 atau 5 SD, tetapi 1 dari 10 anak pra-remaja ternyata sudah mengatakan bahwa mereka ingin tahu tentang penggunaan alkohol atau produk tembakau. Dan 1 dari 50 anak praremaja mengatakan mereka ingin tahu tentang penggunaan ganja.

Sebanyak 3 persen dari hampir 12.000 anak berusia 9 dan 10 tahun mengatakan bahwa mereka sudah memiliki teman yang menggunakan salah satu zat ini. Dan mereka yang mengatakan pernah melakukannya juga lebih cenderung ingin tahu untuk mencoba alkohol atau tembakau dan produk yang mengandung nikotin lainnya.

Sementara itu, hingga 35 persen orang tua anak-anak mengatakan bahwa anak-anak mereka mungkin memiliki akses yang mudah ke alkohol di rumah. Sementara persentase yang lebih kecil mengatakan hal yang sama tentang tembakau (7 persen) atau ganja (3 persen).

Ilustrasi minuman beralkohol. (Pixabay)

Dan sekitar 25 persen orang tua mengatakan mereka belum menetapkan aturan untuk anak-anak pra-remaja mereka tentang apakah mereka diizinkan menggunakan zat ini.

Temuan menunjukkan variasi yang cukup besar berdasarkan jenis kelamin, ras/etnis, dan pendapatan keluarga dalam banyak pengukuran. Secara keseluruhan, anak laki-laki lebih cenderung ingin tahu tentang zat daripada anak perempuan.

Orang tua kulit hitam jauh lebih mungkin daripada orang tua lain untuk memiliki aturan bahwa anak-anak mereka tidak boleh menggunakan alkohol, tembakau, atau ganja. Dan orang tua berpenghasilan rendah sedikit lebih mungkin daripada mereka yang berpenghasilan menengah atau tinggi untuk memiliki aturan seperti itu.

 Baca Juga: Penelitian Menunjukkan Anak Kecil Bisa Alami Krisis Kesehatan Mental

 Baca Juga: Mengapa Pecandu Sulit Berhenti Memakai Narkoba? Ini Penjelasannya

 Baca Juga: Benarkah Ganja Bantu Sembuhkan Penyakit Alzheimer? Ini Kata Ahli