Ilmuwan Kembangkan Sensor Akustik, Membuat Kulit Bisa Mendengar Suara

By Ricky Jenihansen, Minggu, 10 Juli 2022 | 09:00 WIB
Presentasi kover Advance Material dari temuan baru ini. (Advanced Material)

Nationalgeographic.co.id—Asisten virtual semakin lazim beberapa tahun terakhir. Banyak pertanyaan, percakapan, perintah sepele seperti memutar musik, mengirim pesan teks, hingga mengendalikan navigasi GPS bisa dilakukan melalui asisten virtual. Sebuah teknologi yang praktis dan memiliki aplikasi yang luas.

Namun, untuk mendapatkan hasil maksimal dari fungsi yang dimaksudkan, seseorang harus berdiri dekat dengan perangkat dan mengartikulasikannya dengan hati-hati. Namun, bagaimana jika kulit di tubuh kita bisa mengenali suara tanpa menggunakan perangkat apapun?

Sekarang, sebuah tim peneliti mengembangkan sensor akustik yang dapat dipasang pada kulit yang peka terhadap suara. Sensor baru ini, memiliki ukuran yang lebih kecil dan fleksibilitas yang lebih baik. Pada waktunya nanti, alat ini akan menjadikan kulit manusia bisa mendengar suara.

Profesor Kilwon Cho dan Siyoung Lee dari Departemen Teknik Kimia, bersama dengan Profesor Wonkyu Moon dan Junsoo Kim dari Departemen Teknik Mesin di POSTECH (Pohang University of Science and Technology) telah mengembangkan mikrofon yang mendeteksi suara dengan menerapkan bahan polimer ke sistem mikroelektro-mekanis (MEMS).

Mikrofon yang baru dikembangkan menunjukkan bidang pendengaran yang lebih luas daripada telinga manusia, sementara itu dapat dengan mudah dipasang ke kulit dengan ukuran yang sangat kecil dan tipis.

"Dengan demikian, sensor akustik ini menunjukkan ketelitian akustik yang tinggi dengan merasakan suara yang dapat didengar manusia, bahkan suara keras dan frekuensi rendah yang tidak dapat dideteksi oleh telinga manusia tanpa mendistorsinya," tulis para peneliti.

Sensor dapat dengan mudah dipasang ke kulit dengan ukuran yang sangat kecil dan tipis. (Cho et al.)

Untuk diketahui, mikrofon konvensional berbasis MEMS yang digunakan pada telepon seluler, perangkat Bluetooth, dan lainnya terdiri dari struktur diafragma yang tipis, kecil, dan canggih. Namun, karena terbuat dari silikon yang kaku dan rapuh, sulit untuk menekuk diafragma atau mikrofon sesuai keinginan dan mengganggu kemampuan pendeteksian suara perangkat.

Tim peneliti mengatasi keterbatasan ini dengan membuat struktur mikrofon berbasis MEMS dengan menggunakan bahan polimer yang lebih fleksibel daripada silikon dan dapat dirancang dalam bentuk apa pun.

Ukuran perangkat ini adalah seperempat kuku dan ketebalannya hanya beberapa ratus mikrometer. Mikrofon dapat dipasang di area permukaan tubuh yang luas atau bahkan di jari seolah-olah itu adalah kulit manusia asli.

 Baca Juga: Rancang Mikrofon 'Bio-inspired', Ilmuwan Pelajari Jaring Laba-Laba

 Baca Juga: Neuron di Otak Kita Merespon Nyanyian Musik dengan Cara yang Berbeda