Baca Juga: Aplikasi Ini Bisa Mengidentifikasi Spesies Burung berdasarkan Suara
Menurut penelitian, sensitivitas pendengaran mikrofon lebih tinggi dari telinga manusia, sambil mengenali suara dan suara pengguna di sekitarnya tanpa distorsi.
Selain itu, ia dapat mendeteksi suara keras di atas 85 desibel, rentang yang menyebabkan kerusakan pendengaran, dan suara frekuensi rendah yang tidak dapat didengar manusia. Kualitas deteksi suara sebanding dengan telepon seluler atau mikrofon studio.
Ketika sensor akustik pada kulit terhubung ke program asisten suara komersial seperti Google Assistant, pengguna dapat mencari, menerjemahkan, dan mengontrol perangkat dengan mudah.
Sensor akustik baru memiliki aplikasi potensial dalam perangkat pengenal suara yang dapat dipakai untuk Internet of Things (IoT) dan antarmuka manusia-mesin.
"Sensor pendengaran yang dapat dikenakan sangat penting dalam sistem pengenalan suara yang mudah digunakan untuk interaksi manusia-mesin yang cerdas dan Internet of Things," tulis para ilmuwan.
Selanjutnya, tim peneliti berencana untuk membuat kulit elektronik pendengaran dengan mengintegrasikannya dengan sensor tekanan dan suhu yang dapat dipasang pada kulit, tampilan fleksibel, dan lainnya.
Temuan ini baru-baru dipresentasikan sebagai kertas sampul belakang bagian dalam di Advanced Materials, sebuah jurnal internasional tentang material. Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan dengan judul "A High-Fidelity Skin-Attachable Acoustic Sensor for Realizing Auditory Electronic Skin" yang juga akan bisa diperoleh secara daring.