Peneliti Menemukan Kembali Pohon Ek yang Dianggap Telah Punah

By Utomo Priyambodo, Minggu, 10 Juli 2022 | 11:00 WIB
Para peneliti sangat senang menemukan satu-satunya pohon ek Quercus tardifolia. (United States Botanic Garden)

Nationalgeographic.co.id—Tim peneliti botani yang mewakili koalisi lebih dari 10 institusi menemukan kembali pohon ek yang dianggap telah punah. Pohon ini kini sangat membutuhkan konservasi di dalam Taman Nasional Big Bend di Texas.

Para peneliti yang dipimpin oleh The Morton Arboretum dan Kebun Raya Amerika Serikat (United States Botanic Garden/USBG) sangat senang menemukan satu-satunya pohon Quercus tardifolia (Q. tardifolia) yang tingginya sekitar 9 meter, meskipun dalam kondisi yang buruk. Pertama kali dideskripsikan pada tahun 1930-an, spesimen hidup terakhir Q. tardifolia diyakini telah musnah pada tahun 2011.

"Pekerjaan ini sangat penting untuk melestarikan keanekaragaman hayati Bumi yang begitu cepat hilang," ujar Murphy Westwood, wakil presiden sains dan konservasi di The Morton Arboretum. 

"Jika kita mengabaikan penurunan Q. tardifolia dan pohon-pohon langka lainnya yang terancam punah, kita bisa melihat efek domino yang tak terhitung banyaknya dengan hilangnya makhluk hidup lain di ekosistem yang didukung oleh pohon-pohon itu," katanya seperti dilansir EurekAlert!.

Menurut Westwood, Q. tardifolia dianggap sebagai salah satu pohon ek paling langka di dunia. Bahkan, karena baru satu yang ditemukan lagi, mungkin bisa dibilang memang pohon ek terlangka di dunia.

Para ilmuwan berharap bahwa dengan mempelajari mengapa pohon ini punah, mereka mungkin dapat melindungi organisme-organisme lain dari nasib yang sama. Apakah spesimen Q. tardifolia ini dapat diselamatkan atau tidak masih menjadi pertanyaan.

Tim peneliti yang menemukan pohon ini pada 25 Mei 2022, menggambarkan pemandangan yang mengerikan. Batang pohon ini terluka oleh api dan menunjukkan tanda-tanda infeksi jamur yang parah. Kekeringan atau kebakaran berpotensi mengakhiri hidupnya, kata para ilmuwan yang juga melaporkan bahwa perubahan iklim membuat kondisi seperti ini lebih mungkin terjadi setiap tahun.

Baca Juga: Orang Dayak Iban Tahu Pohon Terap Ada Dua Jenis, Kini Terbukti Ilmiah

Baca Juga: Kandidat Baru Pemegang Rekor 'Pohon Tertua di Dunia' Sedang Terancam

Baca Juga: Pohon Terbesar di Dunia Kini Dibungkus dengan Selimut Khusus

Baca Juga: 'Pohon Kematian' Ini Sangat Beracun, Anda Dilarang Memegangnya

Tim peneliti tersebut sekarang bekerja dengan National Park Service untuk mengurangi ancaman kebakaran hutan langsung ke pohon langka ini. Para konservasionis dalam kerja sama ini bergerak cepat untuk kembali mencari biji dan mencoba perbanyakan, proses pembiakan spesimen dari tanaman induk.