Sungai Citarum juga tidak kalah populer di dunia internasional. Bank Dunia pernah menyatakan Citarum sebagai sungai terkotor di dunia sejak lebih dari satu dekade lalu. Julukan ini digunakan oleh para peneliti, pemerhati lingkungan, dan praktisi media untuk mendeskripsikan betapa banyak dan gawatnya limbah yang mencemari Citarum. Kondisi pencemaran di Sungai Citarum ini tetap menjadi perhatian banyak orang, baik dari dalam maupun luar negeri, hingga sekarang.
Media Inggris bernama Channel 4, salah satunya, pernah meliput dan menobatkan Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia. Liputan mereka antara lain memperlihatkan warna sungai itu menjadi berwarna-warni akibat limbah dari pabrik tekstil.
Baca Juga: Misi Ekspedisi Bengawan Solo 2022, Upaya Memuliakan Sungai Legendaris
Baca Juga: Empat Paddler Indonesia Akan Susuri Sungai Bengawan Solo Sejauh 462 Km
Baca Juga: Upaya Memuliakan Ciliwung, 'Ular Panjang' Pembangun Peradaban Jakarta
Baca Juga: Mengapa Orang India Rela Mandi di Sungai Paling Tercemar di Dunia Ini?
Baca Juga: Sumber Air Sungai Nil, Misteri yang Terbentang Selama 3.000 Tahun
Pada tahun 2013 Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute juga menyatakan Sungai Citarum sebagai salah satu tempat paling tercemar di dunia. Sungai ini menyegel posisi tiga, hanya kalah dari Agbogbloshie, gunung sampah elektronik di Ghana, dan Chernobyl, kota yang mati akibat radiasi nuklir di Rusia.
Secara keseluruhan, semua sungai yang membawa sampah Indonesia menyabet posisi terburuk kedua. Pada 2010, sebuah riset dari tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Jenna Jambeck dari University of Georgia, mencatatkan nama Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China.
Riset tersebut mengestimasi ada lebih dari 3 juta metrik ton sampah plastik di sungai-sungai Indonesia. Sampah plastik ini kemudian menjadi bagian dari polutan yang mencemari lautan dunia.
Apakah di setiap peringatan Hari Sungai Nasional kita masih akan terus mendapati sungai-sungai di Indonesia dalam kondisi rusak dan tercemar?