Arkeolog Israel Menemukan Salah Satu Masjid Tertua di Dunia di Rahat

By Ricky Jenihansen, Jumat, 8 Juli 2022 | 14:00 WIB
Foto udara dari masjid abad ke-7 di Rahat. (Emil Aladjem)

Nationalgeographic.co.id—Tim arkeolog dari Israel Antiquities Authority (IAA) mengumumkan telah mengidentifikasi dan menggali salah satu masjid tertua di dunia. Lokasinya di kota gurun Naqab, Rahat. Masjid tersebut diperkirakan berusia sekitar 1200 tahun. Temuan ini menjadikannya masjid paling awal kedua yang berasal dari abad ke-7, ketika Islam baru mulai menyebar di wilayah tersebut.

Dijelaskan, aula doa kecil abad ke-7 M ditemukan selama penggalian penyelamatan menjelang pembangunan lingkungan baru di kota Rahat, Negev Bedouin. Terletak sekitar dua kilometer dari masjid pedesaan abad ke-7 lainnya yang digali pada tahun 2019.

"Yang unik di masjid kami adalah menjamurnya keramik abad ke-7 di situs tersebut, menjadikannya salah satu masjid paling awal di dunia," kata arkeolog Elena Kogan-Zehavi, salah satu direktur penggalian Otoritas Barang Antik Israel dalam siaran pers.

Seperti diketahui, meskipun penaklukan Arab atas Tanah Suci terjadi pada tahun 636, Islam baru menjadi agama mayoritas pada abad ke-9. Sepasang masjid pedesaan kecil ini adalah kunci dalam melukiskan gambaran penyebaran Islam di akhir era Bizantium, awal Islam awal di Tanah Suci, kata Kogan-Zehavi.

Kedua aula tersebut telah diidentifikasi sebagai masjid karena elemen strukturalnya, yaitu ruang persegi dan dinding yang menghadap ke arah Mekah (kiblat), kota suci Islam. Selain itu, di masjid yang baru ditemukan, ceruk berbentuk setengah lingkaran terletak di sepanjang bagian tengah tembok yang mengarah ke selatan (mihrab).

Temuan ini menunjukan bahwa (Emil Aladjem)

Kata Kogan-Zehavi, masjid ini menyimpan banyak keramik yang secara tipografis berasal dari abad ke-7 hingga ke-8.

Dia mengatakan para peneliti mulai mengumpulkan "gambaran yang sangat menarik" tentang transisi dari pemukiman yang didominasi oleh Kekristenan Bizantium. Termasuk biara-biara dan struktur bangunan yang signifikan, ke pemukiman orang semi-nomaden dengan tradisi bangunan yang berbeda dan kurang permanen.

Menurut para arkeolog, temuan ini menunjukan bahwa "Islam datang sangat awal di Negev utara dan mulai hidup berdampingan dengan pemukiman Kristen," kata Kogan-Zehavi.

Selain masjid, para arkeolog juga menemukan sebuah rumah pertanian era Bizantium yang menurut mereka tampaknya tempat para petani Kristen. Itu termasuk menara berbenteng dan kamar-kamar dengan dinding kuat yang mengelilingi halaman.

Selain itu, di puncak bukit terdekat, mereka menemukan perkebunan dibangun dengan cara yang sama sekali berbeda. "Ini dibangun sekitar seratus tahun kemudian, pada akhir abad ketujuh hingga kesembilan -periode Islam Awal. Bangunan-bangunan perkebunan, yang tampaknya dibangun oleh kaum Muslim, dibangun dengan barisan kamar-kamar di sebelah halaman terbuka yang luas," kata Kogan-Zehavi dan rekan.

"Banyak oven berlapis tanah liat yang ditemukan di kamar dan halaman mungkin digunakan untuk memasak makanan."