Langka dan Mahal, Jeruk Jadi Simbol Kemewahan di Zaman Romawi Kuno

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 9 Juli 2022 | 12:00 WIB
Jeruk jadi simbol kemewahan di zaman Romawi kuno. Buah tersebut langka dan mahal sehingga tidak semua orang bisa menikmatinya. (Kris Sevinc)

Nationalgeographic.co.id - Bagi orang biasa di Romawi kuno, membeli buah jeruk seperti sitrun dan lemon sedikit sulit. Buah ini sangat langka dan harganya pun mahal. Buah jeruk jadi simbol kemewahan di zaman Romawi kuno. Maka tidak heran jika di masa itu, jeruk hanya bisa dinikmati oleh orang kaya saja.

Faktanya, orang Romawi kuno hanya mengenal sitrun dan lemon saja. Butuh waktu berabad-abad bagi limau atau bahkan pomelo untuk mencapai Eropa Barat. Sebuah studi dilakukan untuk mengetahui evolusi perdagangan jeruk kuno.

Lemon diperkenalkan di Romawi kuno dari Israel. Penelitian mengungkapkan bahwa buah ini pernah dianggap sebagai barang mewah serta simbol status untuk elit penguasa.

Dafna Langgut, seorang ahli arkeologi dari Universitas Tel Aviv Israel, mengumpulkan teks, seni, dan artefak kuno. Semua digunakan untuk merencanakan rute dan evolusi perdagangan jeruk kuno. Studi sebelumnya tentang fosil biji-bijian dan biji serbuk sari juga terbukti bermanfaat.

“Mempelajari biji-biji ini adalah sebuah tantangan,” ungkap Langgut. Ini karena biji jeruk berminyak sehingga tidak terawetkan dengan baik. Dan bahkan bagi seorang ahli, biji jeruk terlihat sangat mirip dengan biji lainnya, terutama ketika dimineralisasi.

Pada awalnya, penelitian tersebut menjelaskan jika orang Romawi hanya memiliki akses ke sitrun. Buah-buahan yang tampak kasar ini, kadang-kadang dikenal sebagai etrogim, tidak enak untuk dimakan.

Sitrun memiliki kulit yang tebal dan sedikit daging. Namun buah ini tetap dimanfaatkan oleh orang Romawi. “Kulitnya segar dan harum. Karena alasan itu, kulit sitrun bisa digunakan untuk menyegarkan napas,” tulis Theophrastus dalam bukunya Inquiry into Plants. Menurutnya, pakaian akan terlindung dari ngengat jika sitrun diletakkan di antaranya.

Bagi orang Romawi, sitrun memiliki manfaat yang luar biasa. Ketika seseorang meminum racun yang mematikan, sitrun akan membuat perut sakit dan mengeluarkan racunnya.

Sitrun datang ke Romawi dari tempat yang sekarang disebut Israel, Yordania, Libanon, Siprus, dan Suriah selatan. “Melalui Mediterania barat sekitar abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi,” ungkap langgut.

Sedangkan lemon baru datang kemudian. “Sisa-sisa pertama dari lemon paling awal, yang ditemukan di Forum Romawi, berasal dari zaman Yesus Kristus. Sekitar akhir abad pertama Sebelum Masehi dan awal abad pertama Masehi,” tambah Langgut.

 Baca Juga: Asal Usul Jabat Tangan, Telah Digunakan di Zaman Kuno Untuk Hal Ini

 Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Asal Muasal Jeruk dan Perjalanannya Mengelilingi Dunia

 Baca Juga: Alih-Alih Berlian, Mutiara Jadi Simbol Kekayaan dan Prestise Romawi

"Temuan saya menunjukkan bahwa sitrun dan lemon adalah buah jeruk pertama yang tiba di Mediterania. Keduanya merupakan simbol status bagi kaum elit. Semua buah jeruk lainnya kemungkinan besar menyebar lebih dari satu milenium kemudian karena alasan ekonomi," imbuhnya.

Mengapa sitrun dan jeruk lainnya dianggap berharga, bahkan menjadi simbol kemewahan?

"Tampaknya sitrun dianggap sebagai komoditas yang berharga karena kualitas penyembuhannya, penggunaan simbolisnya, baunya yang menyenangkan dan kelangkaannya. Hanya orang kaya yang mampu membelinya. Oleh karena itu, penyebarannya lebih terbantu oleh status sosialnya yang tinggi,” tuturnya lagi.

Kedua buah ini menjadi pusat perhatian selama berabad-abad. Seiring berjalannya waktu, daya tarik buah jeruk pun mulai memudar. Pada saat itu, jeruk mulai menjadi tanaman komersial, alih-alih sebagai barang mewah. Jeruk asam, jeruk nipis, dan pomelo datang pada abad ke-10 dan baru pada abad ke-15 jeruk manis hadir di meja makan orang Eropa.

Keberadaan jeruk manis merupakan produk dari rute perdagangan yang didirikan oleh Genoa dan kemudian Portugis. “Sedangkan jeruk keprok (mandarin orange) diperkenalkan ke Mediterania pada awal abad ke-19,” Langgut menambahkan.

Pada saat jeruk keprok muncul, pada abad ke-19, sitrun seakan jadi buah yang ketinggalan zaman.