Misteri Satu Abad, Jejak Air Mani Mengungkap Identitas Jack The Ripper

By Ricky Jenihansen, Selasa, 12 Juli 2022 | 14:00 WIB
Sketsa wajah Aaron Kominski, yang awalnya diduga sebagai Jack The Ripper. Satu abad berlalu, misteri ini belum terpecahkan. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Bagi Anda penggemar serial misteri atau detektif pasti familiar dengan nama Jack The Ripper. Sosok pembunuh berantai terkenal yang meneror jalanan london pada tahun 1800-an.

Lebih dari satu abad, identitas Jack The Ripper masih menjadi misteri dan identitasnya tidak terungkap. Tapi kini, ilmuwan mengungkapkan identitas Jack The Ripper dengan menggunakan analisis genetik.

Aaron kosminski seorang tukang cukur Polandia berusia 23 tahun sebenarnya telah ditetapkan sebagai tersangka utama lebih dari 100 tahun yang lalu. Kemudian hasil analisis yang tidak diterbitkan resmi juga menunjuk Kominski.

Hasil analisis tidak resmi itu, digunakan dalam sebuah buku tahun 2014 oleh pengusaha Inggris dan peneliti Ripper, Russell Edwards.

Namun, para kritikus mengatakan bukti tidak cukup kuat, hingga akhirnya kasus tersebut ditutup tanpa diketahui siapa sebenarnya Jack The Ripper.

Namun ternyata, misteri tersebut masih berlanjut. Analisis genetik kemudian dilakukan dengan menggunakan mengambil sampel dari selendang sutra bernoda. Selendang tersebut dikatakan penyelidik dahulu ditemukan di sebelah mayat Catherine Eddowes, korban keempat pembunuhan pada tahun 1888.

Lebih dari satu abad, Jack The Ripper menjadi misteri. (Mary Evans/ACI)

Investigasi forensik tersebut telah diterbitkan dalam Journal of Forensic Sciences dengan judul "Forensic Investigation of a Shawl Linked to the 'Jack the Ripper' Murders." Analisis tersebut akhirnya mengungkapkan identitas pembunuh berantai yang menjadi misteri lebih dari 1 abad itu.

"Sepengetahuan kami, ini adalah studi paling maju hingga saat ini mengenai kasus ini," tulis penulis penelitian dalam laporannya.

Seperti diketahui, Jack the Ripper diyakini telah membunuh setidaknya lima wanita di distrik Whitechapel London antara Agustus dan November 1888. Sekarang peneliti Jari Louhelainen dan David Miller menjalankan tes genetik pada selendang sutra yang bernoda.

Selendang itu berbintik yang diklaim sebagai jejak darah dan air mani yang diyakini berasal dari si pembunuh. Empat wanita lainnya di London juga dibunuh dalam waktu 3 bulan dan pelakunya tidak pernah dikonfirmasi hingga saat ini.

Ini bukan pertama kali Kosminski dikaitkan dengan kasus tersebut, tetapi ini adalah pertama kalinya bukti DNA mendukungnya.