Telisik Wasbaboe, Buruh Cuci Orang Belanda dari Kalangan Pribumi

By Galih Pranata, Senin, 18 Juli 2022 | 09:00 WIB
Para wanita pribumi sedang mencuci pakaian di Banyuwangi sekitar tahun 1918. (KITLV)

Sebagaimana ditulis dalam Wonen en leven in Nederlandsch-Indie (1870), Wasbaboe akan datang pagi hari sekitar pukul 6, jika dia tidak tinggal di rumah orang Belanda, pagi-pagi benar dia harus berangkat dari kampungnya ketika masih gelap.

Setelah sampai, segera mereka mencuci seluruh pakaian di dekat sumur-sumur majikannya, lalu menjemurnya ketika matahari sudah mulai naik menghangatkan seluruh jemurannya.

Sunjayadi menyebut bahwa hubungan wasbaboe pribumi dengan majikannya berlangsung secara tradisi, atau juga karena takutnya pribumi kehilangan pekerjaannya. Bagaimanapun, para wasbaboe juga mendapat upah.

Tradisi itu terus bertahan hingga Indonesia merdeka. Bahkan, sampai saat ini, wasbaboe telah menjadi bagian dari dunia modern dan pelayanan jasa cuci yang lebih profesional.

     

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo