Temuan Arkeologi Sanggah Mitos Orang Sparta Membuang Bayi yang Cacat

By Sysilia Tanhati, Selasa, 19 Juli 2022 | 12:00 WIB
Plutarch menuliskan bahwa bayi Sparta diperiksa dengan saksama. Jika lemah dan cacat, mereka akan dibuang. Temuan arkeologi sanggah mitos orang sparta membuang bayi yang cacat. (Jean-Pierre Saint-Ours)

Sementara itu, di kuburan di seluruh Yunani, ekskavator menemukan botol keramik bulat kecil dengan cerat. Terdapat bekas gigi pada sebagian botol. Sneed berpendapat botol itu bisa digunakan untuk memberi makan bayi dengan langit-langit mulut sumbing atau cacat lainnya. Patung-patung juga menggambarkan orang dewasa dengan kelainan bentuk fisik. Ini termasuk orang dewasa dengan langit-langit mulut sumbing yang parah.

Ini menambah bukti bahwa bayi dengan cacat fisik atau lemah dirawat sampai dewasa “Kami memiliki banyak bukti bahwa orang secara aktif tidak membunuh bayi,” kata Sneed, “dan tidak ada bukti bahwa mereka melakukannya.”

Tidak ada bukti mungkin karena praktik ini membuat tidak nyaman atau malu

Christian Laes, seorang ahli klasik lainnya berpendapat sebaliknya, “Tidak adanya bukti tidak berarti fenomena itu sendiri tidak ada.”

Berdasarkan contoh etnografis dari masyarakat lain, bayi ditinggalkan atau dibunuh secara teratur jika keluarga tidak mampu membesarkan mereka. Ketidaknyamanan atau rasa malu masyarakat, tambah Laes, bisa jadi alasan mengapa praktik ini tidak disebutkan dalam catatan kuno.

Sneed mengatakan bahwa kritikus bertanggung jawab atas asumsi modern tentang penyandang cacat. “Karena penyandang disabilitas sering dipandang sebelah mata, kami berasumsi bahwa orang di masa lalu melakukan hal yang sama,” imbuh Sneed.

Namun, ada banyak bukti berbeda yang menunjukkan orang menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk merawat bayi tersebut.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo