Carnivalesque, Ritual Pemakaman Romawi yang Penuh Kegembiraan dan Tawa

By Sysilia Tanhati, Rabu, 20 Juli 2022 | 12:00 WIB
Di zaman Romawi kuno, upacara pemakaman bukanlah rentetan acara yang tenang dan muram. Disebut carnivalesque, ritual pemakaman Romawi kuno penuh kegembiraan dan tawa. (Gallo-Roman Museum of Tongeren, Belgium)

Nationalgeographic.co.id—Di zaman Romawi kuno, upacara pemakaman bukanlah rentetan acara yang tenang dan muram. Ritual pemakaman bangsa Romawi kuno terdiri dari prosesi besar-besaran. Bak pawai kemenangan, orang berparade di jalan sambil memainkan alat musik. Semua kemeriahan ini membuat orang berhenti dan menikmati parade tersebut. Disebut carnivalesque, ritual pemakaman Romawi kuno penuh kegembiraan dan tawa.

Seorang aktor yang disewa akan berjalan di belakang musisi prosesi pemakaman dan menampilkan pertunjukan. “Ini mungkin terdengar konyol bagi orang zaman sekarang,” ungkap Mark Oliver di laman Ancient Origins. Tetapi bagi orang Romawi, kematian bukan hanya waktu untuk berkabung. Ini adalah waktu untuk merayakan kehidupan seseorang.

Pelayat profesional yang disewa

Pemakaman Romawi dimulai dengan prosesi. Segerombolan orang akan turun ke jalan, membawa mayat dari pekuburan untuk dikremasi. Semakin besar jumlah rombongan maka semakin baik. Orang Romawi menginginkan pertunjukan besar. Ini akan menunjukkan betapa orang yang meninggal itu dicintai.

Semakin kaya seseorang, semakin mewah prosesi pemakamannya. Sebuah keluarga miskin mungkin hanya mampu membayar seseorang untuk meniup seruling. Tetapi jika Anda kaya, Anda tidak membutuhkan siapa pun untuk mencintaimu. Anda bisa membayar orang untuk bersedih.

Pelayat profesional bisa disewa untuk mengikuti prosesi pemakaman di jalan. Bahkan seorang asing pun (yang dibayar) akan menangis keras. Ia akan menampilkan sandiwara kesedihan yang ‘gila’ untuk membuat kematian terlihat mengesankan.

Seiring berjalannya waktu, pertunjukan kesedihan ini menjadi sangat berlebihan sehingga orang Romawi harus membuat undang-undang khusus. Seperti melarang pelayat yang disewa untuk mencabuti rambut serta menggaruk wajah mereka sendiri.

Sebuah pantomin dimainkan untuk meniru orang yang meninggal

Di belakang pelayat yang disewa aktor profesional duduk di atas kereta, mengenakan pakaian orang yang meninggal. Ia akan mengikuti prosesi di jalan, melambai pada orang-orang di sisi jalan, mengenakan topeng wajah almarhum.

Ini adalah ‘pantomim pemakaman’. Jika keluarga Romawi bisa menampilkan aktor ini, itu tandanya mereka berasal dari keluarga kaya. Untuk menyajikan pantomim, biayanya sangat mahal. Aktor terbaik akan mengikuti klien mereka sepanjang hidupnya, memperhatikan gerak tubuh dan kebiasaan bicara mereka. Sehingga aktor tersebut bisa membuat tiruan terbaik ketika klien mereka meninggal.

Namun aktor pantomim tidak selalu menyanjung. Pantomim terbaik adalah komedian yang tampil saat Kaisar Vespasianus meninggal. Pantomim pemakamannya mengolok-olok kecenderungan kaisar Vespasianus yang selalu berhemat. Selama prosesi, dia bertanya berapa biaya seluruh pemakaman ini. Dan ketika mendengar seseorang berkata, “Sepuluh juta sesterces”, dia memanggil kembali: “Kuberi seratus ribu dan lempar aku ke Tiber!”

Orang-orang berdandan seperti leluhur orang yang sudah meninggal dan menghadiri pemakaman