Membuka Kapsul Waktu, Menjelajahi Gua Tambang Kobalt Abad Ke-19

By Ricky Jenihansen, Senin, 25 Juli 2022 | 13:00 WIB
Arkeolog Jamie Lund dan pemimpin klub gua Ed Coghlan menjelajahi tambang di bawah Alderley Edge. (National Trust Images/Paul Harris)

Nationalgeographic.co.id—Sekelompok penjelajah gua, baru-baru ini menjelajahi gua di tambang kobalt berusia berabad-abad di Cheshire, Inggris. Pemandangan yang mereka temukan terlestarikan seperti kapsul waktu, kembali ke abad-19.

Sepatu kulit, pipa tanah liat, prasasti misterius yang ditulis dengan jelaga lilin, itu adalah beberapa artefak yang para penjelajah temukan. Apa yang ditemukan di sana, jelas telah menarik perhatian para arkeolog.

Tambang itu terletak di dekat Manchester di sebuah desa bernama Alderley Edge. Tambang itu pernah menjadi sumber kobalt, sebuah elemen yang ditambang untuk pigmen biru cemerlang yang diaplikasikan pada tembikar dan kaca.

Penambangan kobalt adalah perdagangan yang menguntungkan bagi Inggris pada abad ke-19. Tetapi impor dari negara lain menjadi lebih murah daripada kobalt Inggris.

Jadi tambang khusus ini, yang dimiliki oleh Sir John Thomas Stanley pada awal 1800-an, ditinggalkan sekitar tahun 1810.

Anggota Derbyshire Caving Club telah menjelajahi tambang Alderley Edge sejak tahun 1970-an, dengan menyewa akses dari National Trust, sebuah badan amal konservasi yang berbasis di Inggris.

Kelompok gua baru-baru ini menemukan beberapa barang pribadi yang tertinggal di bagian tambang yang sebelumnya belum dijelajahi. Penemuan itu seperti membuka kapsul waktu.

"Untuk menemukan tambang dalam kondisi murni, bersama dengan benda-benda pribadi dan prasasti, jarang terjadi," kata Ed Coghlan, anggota Derbyshire Caving Club, dalam sebuah pernyataan dari National Trust.

Instrumen berusia 200 tahun ini, yang disebut mesin kerek, akan digunakan untuk memindahkan material berat. (National Trust Images/Paul Harris)

"Ini adalah jendela yang menarik ke masa lalu dan hari terakhir ketika para pekerja tambang menghentikan kegiatan mereka."

Menurut pernyataan tersebut, bersama dengan sepatu dan pipa, para penjelajah gua menemukan mangkuk yang terkubur di dinding. Iu mungkin merupakan tanda para penambang yang percaya mistis yang berterima kasih kepada tambang itu atas bijihnya yang bagus.

Salah satu temuan langka adalah alat yang disebut mesin kerek, yang digunakan untuk mengangkat dan memindahkan material berat.

"Fakta bahwa para penambang meninggalkan alat yang begitu penting membuat Coghlan curiga bahwa para penambang "diberi tahu tanpa banyak peringatan untuk mengumpulkan alat mereka dan melanjutkan perjalanan," katanya.

Salah satu temuan yang sangat misterius adalah prasasti inisial "WS", dengan tanggal "20 Agustus 1810" tertulis di bawahnya.

"Penelitian kami sejauh ini belum mengidentifikasi siapa ini," kata Coghlan.

Sisa-sisa sepatu ditemukan di tambang. (National Trust Images/Paul Harris)

"Apakah itu hanya seseorang yang ingin mengatakan, 'Saya ada di sini' atau dari kunjungan manajer tambang atau pemilik perkebunan, atau mungkinkah itu menunjukkan hari terakhir tambang ini digunakan?"

Para penjelajah gua menemukan kata-kata dan angka-angka lain yang tergores di dinding tambang.

"Kami menemukan inisial dan angka lain yang lebih mendasar di tempat yang kami yakini sebagai 'boks' atau tempat istirahat, seolah-olah seseorang telah belajar dan berlatih menulis," kata Coghlan.

Sekarang, Anda dapat menjelajahi tambang dari kenyamanan rumah Anda. Untuk membuat penemuan bersejarah lebih mudah diakses oleh publik.

Derbyshire Caving Club dan National Trust bekerja sama dengan Christians Survey and Inspection Solutions, sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi untuk membangun model bangunan dan ruang bawah tanah virtual 3D.

inisial (Ed Coghlan)

Di tambang Alderley Edge, tim menggunakan pemindai laser, yang menembakkan laser di sekitar lingkungan. Sinar laser itu memantul kembali ke pemindai, yang menghitung jarak yang ditempuh setiap sinar laser.

Melakukan itu ratusan kali di sekitar ruang menghasilkan gambar 3D virtual. Tim juga menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh untuk bagian bawah air tambang, serta teknik pencitraan 3D lainnya.

"Benda-benda yang ditemukan di tambang telah difoto dan dikatalogkan dan ditinggalkan di tempat mereka ditemukan, untuk tetap berada dalam kondisi bawah tanah yang telah melestarikannya," kata Jamie Lund, seorang arkeolog di National Trust.

"Itu meninggalkan tambang sebagai kapsul waktu, melindungi tempat yang dulunya merupakan sarang aktivitas bagi generasi mendatang untuk dijelajahi dan dinikmati."

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo