Tiresias: Kisah Peramal Buta Yang Menginspirasi Seniman dan Akademisi

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 25 Juli 2022 | 16:00 WIB
Tirsias, peramal buta dari mitologi Yunani Kuno. (matiasdelcarmine / Adobe Stock)

Hera menjadi marah mendengarkan Tiresias membocorkan rahasia seksualitas feminin dan membutakannya. Sebaliknya, Zeus menunjukkan rasa terima kasihnya dengan menganugerahkan kepada Tiresias hadiah yang sama seperti yang disebutkan dalam mitos di muka.

Versi ini memunculkan aspek kearifan Tiresias dalam tragedi; karena dia telah mengalami hidup sebagai pria dan wanita, dia memiliki perspektif unik yang dibangun dari kedua jenis kelamin. Ini juga menjadi titik fokus bagi para sarjana yang mempelajari psikologi dan gender.

Sementara Oedipus Rex mengilhami banyak teori Sigmund Freud tentang psikoanalisis, bidang psikologi yang berfokus pada pikiran bawah sadar, banyak sarjana modern telah menggunakan Tiresias untuk memperluas ide-ide tersebut dari perspektif yang berbeda.

Ketenaran Tiresias terus berlanjut di kalangan cendekiawan dan seniman tertentu. Dia ditampilkan dalam puisi T. S. Eliot, dalam fiksi Virginia Woolf (Orlando) dan Angela Carter (The Passion of New Eve), dan memiliki balet yang dinamai menurut namanya.

Meskipun Tiresias, bukanlah nama yang terkenal, ia membawa banyak arti penting. Dalam mitologi Yunani, ia melayani para dewa, membantu Odysseus dalam pelariannya dari dunia bawah, dan menasihati raja. Di dunia nyata ia telah menginspirasi akademisi dan seniman sepanjang sejarah.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo