Memahami Perbedaan Hari Sungai Nasional dan Hari Sungai Sedunia

By Utomo Priyambodo, Selasa, 26 Juli 2022 | 10:00 WIB
Seorang pria melihat ke arah sungai yang penuh dengan sampah di pusat area kumuh Jakarta. (Zika Zakiya)

Nationalgeographic.co.id—Setidaknya ada dua Hari Sungai yang biasa dirayakan di Indonesia. Hari Sungai Nasional dan Hari Sungai Sedunia. Apa perbedaannya?

Hari Sungai Nasional dirayakan tiap tanggal 27 Juli. Adapun Hari Sungai Sedunia dirayakan tiap hari Minggu keempat di bulan September. Bagaimana penetapan Hari Sungai itu bermula?

Penetapan tanggal 27 Juli sebagai Hari Sungai Nasional bermula sejak tahun 2011. Ketetapan ini termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, Pasal 74.

Bunyi pasal itu adalah berikut: "Dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap sungai, tanggal ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini ditetapkan sebagai Hari Sungai Nasional."

Penetapan Hari Sungai Nasional ini diharapkan bisa membuat masyarakat lebih peduli dalam menjaga kebersihan dan kelestarian sungai-sungai di Indonesia. Selain itu, peringatan Hari Sungai Nasional juga diharapkan dapat membantu pemerintah dalam melakukan proses "penyembuhan" dan pemulihan pada sungai-sungai yang rusak dan tercemar di Indonesia.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2020, 94,5 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar.

Rinciannya, seperti dikutip dari Antara, 59 persen sungai di Indonesia dalam kondisi tercemar berat, 25,6 persen dalam kondisi tercemar sedang, dan 8,9 persen dalam kondisi tercemar ringan.

Tidak hanya di Indonesia, sungai-sungai di hampir setiap negara juga sedang menghadapi berbagai ancaman. Hanya melalui keterlibatan aktif kita, kita dapat memastikan kesehatan sungai-sungai dunia di tahun-tahun mendatang, itulah yang diyakini oleh Mark Angelo, pencetus Hari Sungai Sedunia (World Rivers Day).

Pada tahun 2005 Angelo, yang merupakan seorang pelestari sungai yang terkenal secara internasional, mendekati Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat organisasi dunia itu sedang mengadakan kampanye Water for Life. Kampanye ini adalah sebuah inisiatif selama satu dekade untuk meningkatkan kesadaran tentang sumber daya air yang terancam di seluruh planet ini.

   

Baca Juga: Hari Sungai Nasional Berawal dari Peraturan Pemerintah tentang Sungai

Baca Juga: Lima Sungai Paling Berbahaya di Dunia: Wharfe hingga Potomac