Ekstrak Teh Hijau Turunkan Gula Darah, Meningkatkan Kesehatan Usus

By Ricky Jenihansen, Jumat, 29 Juli 2022 | 15:00 WIB
Peneliti menemukan bahwa mengonsumsi ekstrak teh hijau selama empat minggu dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan usus. (Sci-News)

Nationalgeographic.co.id—Studi baru menemukan bahwa konsumsi ekstrak teh hijau dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan usus. Penelitian dari Ohio State University ini menggunakan intervensi diet menggunakan permen ekstrak teh hijau kaya katekin.

"Ada banyak bukti bahwa konsumsi teh hijau yang lebih besar dikaitkan dengan kadar kolesterol, glukosa, dan trigliserida yang baik, tetapi tidak ada penelitian yang menghubungkan manfaatnya di usus dengan faktor-faktor kesehatan tersebut," kata Profesor Richard Bruno dari Ohio State University.

Profesor Bruno dan rekan-rekannya melakukan uji klinis pada 40 individu sebagai tindak lanjut dari studi 2019. Uji tersebut mengaitkan obesitas yang lebih rendah dan risiko kesehatan yang lebih sedikit pada tikus yang mengonsumsi suplemen teh hijau dengan peningkatan kesehatan usus.

Laporan studi ini telah diterbitkan di jurnal Current Developments in Nutrition dengan judul "Catechin-Rich Green Tea Extract Reduced Intestinal Inflammation and Fasting Glucose in Metabolic Syndrome and Healthy Adults: A Randomized, Controlled, Crossover Trial."

Dalam studi baru, ekstrak teh hijau juga menurunkan gula darah, atau glukosa, dan menurunkan peradangan usus dan permeabilitas pada orang sehat.

"Ini memberitahu kita bahwa dalam satu bulan kita dapat menurunkan glukosa darah pada orang dengan sindrom metabolik dan orang sehat, dan penurunan glukosa darah tampaknya terkait dengan penurunan usus bocor dan peradangan usus berkurang, terlepas dari status kesehatannya," kata Profesor Bruno.

Ilustrasi gula darah (Medical News Today)

Orang dengan sindrom metabolik didiagnosis dengan setidaknya tiga dari lima faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya. Kelebihan lemak perut, tekanan darah tinggi, kolesterol HDL (baik), dan kadar glukosa darah puasa yang tinggi dan trigliserida, sejenis lemak dalam darah.

Hal yang rumit tentang faktor-faktor risiko yang merupakan sindrom metabolik ini adalah bahwa faktor-faktor tersebut seringkali hanya sedikit berubah dan belum memerlukan manajemen obat. Tetapi tetap menimbulkan risiko besar bagi kesehatan.

"Kebanyakan dokter awalnya akan merekomendasikan penurunan berat badan dan olahraga. Sayangnya, kami tahu kebanyakan orang tidak dapat mematuhi modifikasi gaya hidup karena berbagai alasan," kata Profesor Bruno.

"Pekerjaan kami bertujuan untuk memberi orang alat berbasis makanan baru untuk membantu mengelola risiko sindrom metabolik atau membalikkan sindrom metabolik."

Dalam studi tersebut, 40 peserta, 21 dengan sindrom metabolik dan 19 orang dewasa sehat mengkonsumsi permen gummy. Permen tersebut mengandung ekstrak teh hijau yang kaya akan senyawa anti-inflamasi yang disebut katekin selama 28 hari. Dosis harian setara dengan lima cangkir teh hijau.