Misteri Lubang di Dasar Laut yang Terlihat seperti Buatan Manusia

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 30 Juli 2022 | 16:00 WIB
Misteri deretan lubang di dasar laut. (NOAA Ocean Exploration)

Nationalgeographic.co.idSebuah misteri ditemukan di dasar Samudra Atlantik. Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) meminta bantuan untuk memecahkan misteri ini.

Pada hari Sabtu lalu, kapal Okeanos Explorer menemukan sederet lubang berbentuk persegi panjang di pasir di dasar laut. NOAA Ocean Exploration mendeskripsikan lubang-lubang itu "seperti buatan manusia".

"Pada penyelaman Okeanos hari Sabtu, kami mengamati beberapa set lubang sublinier ini di sedimen tersebut," jelas NOAA Ocean Exploration di Facebook, seperti dikutip oleh IFLScience.

"Lubang-lubang ini sebelumnya telah dilaporkan dari wilayah tersebut, tetapi asal-usulnya tetap menjadi misteri. Meski terlihat hampir seperti buatan manusia, tumpukan-tumpukan kecil sedimen di sekitar lubang-lubang itu membuatnya tampak seperti digali oleh...sesuatu."

Organisasi itu kemudian meminta hipotesis publik. Mereka juga memberi tambahan informasi bahwa penyelaman itu terjadi di gunung berapi yang memanjang di punggung gunung berapi di Atlantik.

Jawaban-jawaban hipotesis yang muncul beragam. Ada yang berteori soal adanya hewan "semacam moluska di bawah pasir yang telah membuat lubang ventilasi kemudian perlahan-lahan bergerak dan membuat ventilasi lain." Ada pula yang berhipotesis bahwa itu adalah "sesuatu yang tersisa dari Atlantis."

Apa pun itu, tim peneliti tampaknya akan mencari tahu lebih lanjut. Sebab, misteri semacam ini sangat menarik untuk dipecahkan.

Baca Juga: Misteri Jejak Kaki di Langit-Langit Gua Australia Akhirnya Terpecahkan

Baca Juga: Dunia Hewan: Peneliti Memecahkan Misteri Karang yang Bercahaya

Baca Juga: Kejutan Laut Dalam, Peneliti Menemukan Jalur Tak Terduga di Dasar Laut

Tahun lalu, sebuah misteri dari dasar Laut Arktika juga berhasil terpecahkan. Hal ini bermula ketika sekelompok peneliti internasional menemukan kejutan yang tak terduga di laut dalam itu, yakni jejak-jejak yang membentuk jalur misterius di dasar Laut Arktika.

Setelah para peneliti melihat hasil pencitraan gambar dengan resolusi tinggi atas dasar laut dalam Arktika secara mendetail, mereka kemudian mengetahui bahwa jejak-jejak seperti jalur yang melintasi sedimen itu berakhir di tempat spons-spons. Jalur-jalur ini tampak bergerak ke segala arah, termasuk arah menanjak.

Temuan ini mengejutkan, mengingat selama ini spons dianggap sebagai salah satu hewan paling primitif karena tidak memiliki organ penggerak dan dianggap sebagai hewan yang tidak bergerak sama sekali. Setelah mereka menetap di suatu tempat dan menjadi dewasa, mereka pada umumnya tidak dianggap bergerak-gerak.

Namun, temuan mengejutkan di dasar laut dalam Arktika ini membuktikan hal sebaliknya. Jalur yang ditemukan di dasar laut dalam Arktika ini menunjukkan bahwa spons meninggalkan jejak di dasar laut tersebut.

Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa spons mungkin bergerak secara aktif, meskipun hanya beberapa sentimeter per tahun. Laporan hasil temuan unik ini telah terbit di jurnal Current Biology pada 26 April 2021.

Ini sangat menarik karena sains sebelumnya berasumsi bahwa sebagian besar spons menempel di dasar laut atau digerakkan secara pasif oleh arus laut dan, biasanya menuruni lereng.

"Tidak ada arus kuat di laut dalam Arktika yang dapat menjelaskan struktur yang ditemukan di dasar laut itu," jelas pemimpin ekspedisi Prof. Antje Boetius, ahli laut dalam dari Max Planck Institute of Marine Microbiology dan Alfred Wegener Helmholtz Centre for Polar and Marine Research.

"Kami mengamati jejak spikula yang terjalin rapat yang terhubung langsung ke sisi bawah atau bawah individu spons, menunjukkan jejak-jejak ini adalah jejak motilitas spons," papar para peneliti.

"Ini adalah pertama kalinya jejak-jejak spons yang melimpah telah diamati di tempat dan dikaitkan dengan mobilitas spons," terang mereka.

Alasan yang mungkin mendorong mereka bergerak antara lain untuk mencari makan, menghindari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, atau untuk mendistribusikan keturunan. Pencarian makanan yang dilakukan spons secara khusus memainkan peran utama dalam ekosistem yang miskin nutrisi seperti laut dalam di Kutub Utara.