Penggunaan Zat Adiktif untuk Kesenangan di Zaman Romawi Kuno

By Sysilia Tanhati, Jumat, 29 Juli 2022 | 08:00 WIB
Mulai dari opium hingga ikan tertentu, zat adiktif digunakan untuk bersenang-senang di zaman Romawi kuno. (Antoine Callet)

Nationalgeographic.co.id—Penggunaan zat adiktif bukanlah hal baru, ini sudah diterapkan bahkan sejak zaman Yunani dan Romawi kuno. Mereka menggunakan opium, ganja, dan narkotika lainnya untuk menghilangkan rasa sakit dan tidur lebih nyenyak. Halusinogen juga umum digunakan untuk ritual dan perjamuan tertentu. Mulai dari opium hingga ikan tertentu, zat adiktif digunakan untuk bersenang-senang di zaman Romawi kuno.

Makan ikan agar mabuk di pesta orang Romawi

Orang Romawi biasa mengonsumsi ikan tertentu di pesta untuk menyebabkan mabuk. Ikan itu disebut salema porgy atau dreamfish (Sarpa salpa), biasa ditemukan di Mediterania.

Orang Romawi hidup selaras dengan alam di sekitarnya. Mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang tumbuhan dan hewan. Ini memungkinkan mereka untuk mengenali manfaat tak terduga dari dreamfish.

Ketika dimakan, dreamfish akan menimbulkan efek halusinogen, termasuk halusinasi pendengaran dan visual. Efeknya bahkan bisa berlangsung selama beberapa hari, seseorang mengalami mimpi buruk yang jelas setelah mengonsumsinya. “Halusinasi dimulai dua jam setelah konsumsi dan berlangsung hingga tiga hari,” ungkap Peter Preskar di laman History of Yesterday.

Dreamfish disebut "ikan yang membuat mimpi" dalam bahasa Arab. Namun mengapa ikan ini bisa menyebabkan halusinasi? Dreamfish memakan jenis alga atau fitoplankton tertentu yang membuat daging ikan menjadi halusinogen. Namun jangan khawatir jika Anda tiba-tiba disajikan ikan ini ketika bepergian ke Mediterania. Pasalnya, dibutuhkan sejumlah besar ganggang agar ikan tersebut menjadi halusinogen.

Ketika dimakan, dreamfish akan menimbulkan efek halusinogen, termasuk halusinasi pendengaran dan visual. Efeknya bahkan bisa berlangsung selama beberapa hari. (brian.gratwicke)

Anggur

Anggur sangat populer di berbagai kalangan masyarakat Romawi. Pada pertemuan formal, anggur disajikan sesuai dengan status tamu. Anggur berkualitas untuk tuan rumah dan teman-temannya. Sedangkan anggur kelas dua untuk tamu lain dan anggur kelas tiga untuk mantan budak.

Orang Romawi percaya bahwa anggur adalah kebutuhan sehari-hari dan setiap orang harus meminumnya. Maka kebiasaan ini bisa ditemukan di mana saja. Setiap orang menikmati anggur. Mulai dari bangsawan hingga budak, pria dan wanita, tua dan muda.

Pada puncaknya, orang Romawi mengonsumsi 180 juta liter anggur setiap tahun. Ini berarti setiap orang Romawi menghabiskan sebotol anggur per hari.

Pompeii adalah pusat anggur kekaisaran Romawi. Warganya sendiri terkenal akan kemampuan menikmati anggur. Letusan Gunung Vesuvius tahun 79 Masehi yang menghancurkan Pompeii menyebabkan harga anggur meroket.