Penggunaan Zat Adiktif untuk Kesenangan di Zaman Romawi Kuno

By Sysilia Tanhati, Jumat, 29 Juli 2022 | 08:00 WIB
Mulai dari opium hingga ikan tertentu, zat adiktif digunakan untuk bersenang-senang di zaman Romawi kuno. (Antoine Callet)

Baca Juga: Kekaisaran Romawi Dilelang, Siapa Orang 'Beruntung' yang Membelinya?

Baca Juga: Jadi Orang Paling Berkuasa, Bagaimana Kaisar Romawi Bersenang-senang?

    

Silphium hanya dapat ditemukan di daerah pantai yang sempit, sekitar 201 kali 56 km, di Kirenaika (Libya modern). Meskipun banyak usaha untuk membudidayakan tanaman di tempat lain, tidak ada yang berhasil menanam silphium di lokasi lain. Benih dari tanaman silphium gagal tumbuh, tidak peduli bagaimana tanaman ini dirawat.

Silphium adalah ekspor utama Kirenaika. Tanaman ini sangat penting bagi perekonomiannya. Orang-orang Kirenaika membangun tembok di sekitar ladang untuk melindungi silphium dari pencuri.

Begitu berharganya sehingga orang Romawi bersedia membayar silphium yang setara dengan beratnya dalam perak.

Pada abad pertama Masehi, silphium punah. Sejarawan berspekulasi tentang berbagai alasan. “Pemanenan dan penggembalaan yang berlebihan hingga perubahan iklim dipercaya sebagai penyebabnya,” tambah Preskar.

Penggunaan zat adiktif biasanya terbatas pada kelompok sosial tertentu dan tidak pernah menjadi masalah besar. Bahkan ketika kaisar Marcus Aurelius membutuhkan opium setiap hari, fakta ini dipermasalahkan oleh orang Romawi.