Nationalgeographic.co.id—Ahli paleontologi melaporkan telah menemukan beberapa fosil plesiosaurus yang secara tradisional dianggap sebagai makhluk laut. Menariknya, fosil ini justru ditemukan di dasar Kem Kem, sistem sungai berusia 100 juta tahun di tempat yang sekarang disebut Maroko.
Temuan itu telah dipublikasikan di jurnal Cretaceous Research dengan judul "Plesiosaurs from the fluvial Kem Kem Group (mid-Cretaceous) of eastern Morocco and a review of non-marine plesiosaurs."
Untuk diketahui, plesiosaurus dalam bahasa Yunani berarti dekat dengan kadal. Spesies ini merupakan sekelompok reptil laut punah yang berkeliaran di lautan luas pada periode Trias, Jura, dan Kapur, dari 235 hingga 66 juta tahun yang lalu.
Pertama kali ditemukan pada tahun 1823 oleh pemburu fosil Mary Anning. Makhluk ini memiliki kepala kecil, leher panjang, dan empat sirip panjang.
Fosil mereka telah ditemukan di setiap benua di Bumi. Penemuan penting fosil spesies ini terjadi di Australia, Eropa, dan Amerika Utara.
Sebagian besar fosil ditemukan di endapan laut, tetapi beberapa ditemukan di lingkungan bersalinitas rendah, payau, dan yang sekarang di air tawar.
"Kami melaporkan plesiosaurus dari endapan fluvial air tawar dari Kelompok Kem Kem Maroko pertengahan Kapur. Sisa-sisa termasuk banyak gigi yang terlepas, tulang belakang, dan humerus," tulis peneliti.
Humerus yang ditemukan mewakili remaja muda, vertebra kemungkinan milik sub-dewasa. Gigi menunjukkan keausan yang berat, mirip dengan gigi spinosaurid, keluarga dinosaurus theropoda.
Sementara plesiosaurus yang ditemukan di Kem Kem adalah milik Leptocleididae. Jenis tersebut merupakan sekelompok plesiosaurus bertubuh kecil yang tersebar luas di lingkungan dekat pantai dan non-laut pada zaman Kapur Awal.
Fosil-fosil tersebut termasuk tulang belakang dari leher, punggung, dan ekor, gigi yang tanggal, dan tulang lengan dari remaja muda.
"Fosil ini adalah plesiosaurus air tawar pertama dari Maroko, dan merupakan salah satu perwakilan termuda dari Leptocleididae," kata ahli paleontologi University of Bath, Nick Longrich dan rekan-rekannya dalam rilis media.