Penemuan Koin Zodiak yang Dicetak di Alexandria oleh Kaisar Romawi

By Ricky Jenihansen, Selasa, 2 Agustus 2022 | 08:00 WIB
Koin zodiak berusia 1.850 tahun (Dafna Gazit)

Koin itu merupakan salah satu dari tiga belas seri koin Romawi. Dua belas lainnya menggambarkan tanda-tanda zodiak yang berbeda dan satu lagi roda zodiak lengkap.

Koin itu sendiri telah berubah sebagian menjadi hijau selama berabad-abad. Itu karena perunggu terbuat dari timah dan tembaga, dan ketika tembaga terkena oksigen dan air, ia membentuk lapisan oksida.

Lapisan ini menjadi lebih tebal dari waktu ke waktu. Sampai tembaga di bawah lapisan tidak lagi terkena udara dan tidak dapat bereaksi lagi.

"Seiring film oksida matang dan tumbuh lebih banyak warna, itu akan mulai berubah, mulai dari kuning-merah, biru dan warna kehijauan," Paul Frail, seorang insinyur senior yang maju dalam perawatan korosi dengan Suez Water Technologies and Solutions di Pennsylvania, mengatakan kepada Live Science.

Jacob Sharvit, direktur IAA, memegang koin Luna. (Yaniv Berman)

Temuan ini, menurut Sharvit, koin yang hilang di laut dan menghilang dari pandangan selama ratusan dan ribuan tahun. Telah terawetkan dengan sangat baik.

Temuan ini sangat langka dan penemuan mereka melengkapi bagian dari teka-teki sejarah masa lalu negara itu.

"Menariknya, penguasa yang mencetak koin, Antoninus Pius, adalah seorang kaisar Romawi yang memerintah antara 138 dan 161 M," kata para peneliti.

"Tidak seperti pendahulunya, dia bukan orang militer dan tidak pernah berpartisipasi dalam pertempuran."

Menurut peneliti, pemerintahan Antoninus Pius adalah yang paling tenang selama seluruh Kekaisaran Romawi. Pemerintahannya menandai puncak periode 'perdamaian Romawi' (Pax Romana) di seluruh kekaisaran.

"Antoninus memiliki pendekatan yang berbeda untuk menjalankan Kekaisaran Romawi, lebih memilih untuk menangani krisis asing melalui gubernur provinsi. Faktanya, dia tidak pernah meninggalkan Roma sendiri," jelas peneliti.

Dia mendorong dan memprakarsai pembangunan kuil, peneliti melanjutkan. Kemudian teater dan makam megah serta mempromosikan sains dan filsafat.

"Selama pemerintahannya, hubungan kekaisaran dengan orang-orang Yahudi sangat meningkat, dekrit Hadrian dicabut, dan orang-orang Yahudi diizinkan untuk mempraktekkan sunat," peneliti menjelaskan.

"Langkah-langkah ini mengarah pada hubungan damai antara kaisar dan Rabi Yehuda ha-Nasi."

    

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo