6.000 Tahun Silam, Orang Libya Memakan Biji Semangka Bukan Buahnya

By Ricky Jenihansen, Rabu, 3 Agustus 2022 | 13:00 WIB
semangka di Libya yang dimakan justru bijinya. (Femina.in)

"Sekarang, memiliki genom tingkat kromosom, kita dapat yakin bahwa orang Libya Neolitik memanfaatkan semangka berdaging pahit."

Menurut Renner, ia menduga mereka menggunakan buah-buahan untuk mendapatkan bijinya. "Yang bahkan hari ini dimakan dikeringkan atau dipanggang atau juga direbus dalam sup atau semur," renner menambahkan.

Sementara, penulis senior Guillaume Chomicki, seorang peneliti di School of Bioscience di University of Sheffield temuan ini merupakan teka-teki.

"Karena dianggap sebagai biji semangka sejati tertua," kata Chomicki.

"Namun mereka berasal dari Libya, yang tidak pernah dianggap sebagai tempat lahirnya domestikasi semangka."

Papirus de Kamara yang menggambarkan buah Citrullus (lingkaran merah), ditafsirkan sebagai semangka liar. (Renner et al.)

Para peneliti juga menemukan bahwa benih Libya berusia 6.000 tahun berasal dari bentuk Citrullus yang secara genetik dekat dengan penggunaan benih saat ini. Semangka itu berdaging pahit, jenis semangka egusi (Citrullus mucosospermus), sekarang ditemukan di Ghana, Benin, dan Nigeria di Afrika Barat.

Menurut tim, kemungkinan penggunaan biji Libya sebagai makanan ringan cocok dengan jejak retakan dari gigi manusia yang ditemukan dalam studi komputer-tomografi biji dari situs Uan Muhuggiag.

"Pemahaman baru yang tak terduga adalah bahwa Citrullus tampaknya awalnya dikumpulkan atau dibudidayakan untuk benihnya, bukan dagingnya yang manis, konsisten dengan pola kerusakan benih yang disebabkan oleh gigi manusia dalam bahan tertua di Libya," kata Chomicki.

"Studi ini mendokumentasikan penggunaan biji (bukan buah) dari kerabat semangka lebih dari 6.000 tahun yang lalu, sebelum semangka didomestikasi."

Menurut Renner, semangka spesies liar, serta bentuk yang didomestikasi memiliki sangat banyak biji yang lezat dan kaya minyak.

"Berbeda dengan daging buahnya, bijinya tidak pernah mengandung bahan kimia cucurbitacin yang sangat pahit. Makanan ringan dengan biji-bijian bergizi yang mudah didapat mungkin merupakan hal yang baik," kata Renner.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo