Danau Buatan di Motya: Situs Suci yang Merefleksi Rasi Bintang

By Galih Pranata, Jumat, 5 Agustus 2022 | 17:00 WIB
Pemandangan danau buatan di Motya pada malam hari, dengan langit musim dingin merefleksi rasi bintang di kolam air tawar yang suci. (Lorenzo Nigro)

Nationalgeographic.co.idSebuah danau buatan di lepas pantai barat Sisilia pernah menjadi salah satu kolam suci terbesar di Mediterania kuno 2.500 tahun yang lalu. Penelitian terbaru menganggap situs ini layaknya sejajar dengan bintang-bintang.

Sebelumnya, para peneliti mengira danau persegi panjang itu adalah pelabuhan militer yang berpartisipasi dalam perdagangan Mediterania. 

Akan tetapi, penggalian dan penelitian baru di situs yang berdekatan dengan kota pulau kuno Fenisia, Motya, mengungkapkan bahwa danau itu merupakan jantung dari tempat perlindungan agama yang melingkar dan luas di sana.

"Motya adalah pelabuhan yang ramai selama milenium pertama SM," tulis Ashley Strickland kepada CNN dalam artikel berjudul Ancient sacred pool discovery aligns with the stars yang terbit pada 22 Maret 2022.

Motya adalah pusat kegiatan selama Zaman Perunggu dan Besi karena menawarkan kekayaan sumber daya alam, seperti air tawar, garam dan ikan, sekaligus menjadi pelabuhan yang terlindungi dengan baik.

Para peneliti pertama kali menemukan cekungan tersebut pada tahun 1920-an dan menentukan bahwa itu pastilah sebuah danau buatan seperti yang ditemukan di Kartago, yang disebut Kothon.

Ketika penggalian baru dilakukan di Motya, arkeolog Lorenzo Nigro, seorang profesor dari Universitas Sapienza Roma, dan timnya menentukan sesuatu yang lain.

Selama satu abad, diperkirakan 'Kothon' Motya adalah pelabuhan, tetapi penggalian baru telah mengubah interpretasinya secara drastis: Itu adalah kolam suci di pusat kompleks keagamaan yang besar.

Penggalian telah berlangsung di Motya selama 60 tahun terakhir, menawarkan petunjuk potensial lainnya mengenai tujuan sebenarnya dari kolam tersebut. Kolam suci itu diisi dengan air tawar, dibatasi oleh tiga kuil, dan menampilkan patung Orion yang ditopang pada alas di tengahnya.

Patung dewa laki-laki itu awalnya ditemukan di laguna pada tahun 1933 dan dipamerkan di Museum Arkeologi Regional Antonio Salinas di Palermo. Tingginya berkisar 2,4 meter.

Selama dekade terakhir, Nigro dan timnya mengeringkan cekungan untuk melakukan penggalian. Danau buatan itu lebih panjang dan lebih lebar dari kolam renang ukuran Olimpiade.

Selama bekerja, para peneliti juga menemukan lebih banyak artefak di sepanjang cekungan, serta altar, sesaji, alas di tengah danau yang pernah menampung patung, dan stelae, atau kolom batu yang bertuliskan prasasti.

Para peneliti juga berpikir permukaan horizontal kolam mungkin telah digunakan sebagai alat reflektif untuk memetakan pergerakan bintang-bintang—penting untuk navigasi serta mengamati hari libur keagamaan tertentu pada saat itu. Bintang dan rasi bintang dianggap oleh orang Fenisia sebagai dewa dan leluhur suci.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Motya adalah wadah peleburan budaya, sehingga hari raya dan ritus keagamaan milik budaya kuno lainnya kemungkinan besar dirayakan di sana.