Mengukur 38 Tahun Perubahan Gletser di Taman Nasional Alaska

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 6 Agustus 2022 | 13:00 WIB
Hampir setengah dari Kenai Fjords National Park Alaska ditutupi oleh es glasial. Gletser Bear telah mundur lebih dari 5 kilometer dari 1984 hingga 2021 (U.S. National Park Service/Deborah Kurtz)

Operator kapal lokal telah melaporkan melihat lahan baru yang terbuka di dekat tepi gletser pada tahun 2020.

Namun analisis baru menunjukkan bahwa keseluruhan gletser telah berkembang selama sekitar 5 tahun, dan tampaknya melalui siklus maju dan mundur yang teratur. Tepi sebagian besar gletser air pasang lainnya relatif stabil selama periode penelitian.

Keenam gletser yang telah mencair, semuanya menunjukkan respons menengah, dengan sebagian besar mundur. Terutama di bulan-bulan musim panas.

 Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Es Arktika Mencair, Rute Pelayaran Berubah

 Baca Juga: Jika Gletser Mencair 2100, Ada Habitat Luas Baru untuk Salmon

 Baca Juga: Cara Cerdas Beruang Kutub Beradaptasi saat Es di Greenland Mencair

Satu-satunya gletser lain yang berkembang selama masa studi adalah Gletser Paguna yang berakhir di daratan, yang tertutup puing-puing batu dari tanah longsor yang disebabkan oleh gempa Alaska pada tahun 1964. Puing-puing ini melindungi permukaan gletser dari pencairan.

Untuk membuat perhitungan, Black menggunakan pencitraan selama 38 tahun yang diambil oleh satelit. Citra itu diambil selama musim gugur dan musim semi untuk melacak garis besar untuk masing-masing dari 19 gletser, total sekitar 600 garis.

Dia secara visual memeriksa setiap gambar untuk memetakan posisi tepi gletser. Black menggunakan pendekatan serupa dalam penelitian terbaru untuk menghitung laju mundurnya gletser di Greenland barat.

Peta wilayah Kenai Fjords National Park, Alaska. (U.S. National Park Service/Deborah Kurtz)

Data baru untuk Alaska memberikan dasar untuk mempelajari bagaimana perubahan iklim, termasuk suhu udara yang lebih hangat. Serta perubahan jenis dan jumlah curah hujan yang akan terus memengaruhi gletser ini.

Semua gletser dalam penelitian ini dianggap sebagai gletser maritim karena tunduk pada iklim laut yang hangat dan basah. Studi ini memiliki aplikasi langsung untuk pengelola taman. Angka-angka ini membantu untuk mengukur perubahan yang telah terjadi dan akan berlanjut untuk gletser dan lingkungan terdekatnya.

"Kami tidak dapat mengelola lahan kami dengan baik jika kami tidak memahami habitat dan proses yang terjadi di sana," kata rekan penulis Deborah Kurtz di National Park Service AS di Seward, Alaska.

Sebagai Manajer Program, Kurtz juga tertarik dengan perubahan ekosistem sungai, danau, dan lanskap di sekitarnya. Dan bagaimana mengomunikasikan perubahan tersebut kepada publik.

"Penafsiran dan pendidikan juga merupakan bagian penting dari misi National Park Service," kata Kurtz.

Data ini, katanya, akan memungkinkan mereka untuk memberi para ilmuwan dan pengunjung rincian lebih lanjut tentang perubahan yang terjadi di setiap gletser tertentu. "Membantu semua orang untuk lebih memahami dan menghargai tingkat perubahan lanskap yang kami alami di wilayah ini," kata Kurtz.