Mengapa Waktu Terasa Lebih Cepat Bagi Orang Dewasa? Ini Alasannya

By Ricky Jenihansen, Senin, 8 Agustus 2022 | 10:00 WIB
Waktu terasa lebih cepat pada orang dewasa dibandingkan anak-anak. (Shaiith)

Nationalgeographic.co.id—Saat masih anak-anak, setiap harinya terasa hari yang panjang. Anak-anak bermain seharian dan merasa bisa bermain selamanya.

Begitupun saat masih remaja, hari-harinya terasa begitu panjang dengan seabrek kegiatan. Tapi mengapa semakin dewasa, hari-hari Anda terasa lebih singkat, waktu terasa lebih cepat?

Para peneliti sekarang memiliki penjelasan baru, mengapa hari-hari tanpa akhir masa kanak-kanak itu tampaknya berlangsung lebih lama daripada setelah dewasa. Menurut teori, perbedaan temporal yang berkaitan dengan ilmu fisika tampaknya dapat disalahkan atas hal tersebut.

Alasannya adalah bahwa 'waktu jam' yang terukur tidak sama dengan waktu yang dirasakan oleh pikiran manusia. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di European Review dengan judul "Why the Days Seem Shorter as We Get Older." Publikasi tersebut merupakan jurnal akses terbuka dan dapat diperoleh secara daring.

Menurut Adrian Bejan, JA. Jones Profesor Teknik Mesin di Duke University yang menjelaskan teori tersebut mengatakan, hal tersebut dapat dijelaskan menggunakan teori fisika.

Perlambatan dan pemrosesan gambar oleh otak dianggap menjadi alasan mengapa persepsi kita terhadap waktu berbeda, bagi orang-orang dewasa waktu berlalu lebih cepat.

Pemrosesan gambar oleh otak dianggap menjadi alasan mengapa persepsi kita terhadap waktu berbeda. (Science Blog)

Ia menjelaskan, 'waktu pikiran' adalah urutan gambar, yaitu refleksi alam yang diberi respon oleh rangsangan dari organ indera. Tingkat perubahan citra mental yang dirasakan menurun seiring bertambahnya usia.

Hal itu karena beberapa fitur fisik yang berubah seiring bertambahnya usia. Ketidaksejajaran antara waktu citra mental dan waktu jam berfungsi untuk menyatukan volume yang banyak.

"Orang-orang, sering kagum dengan seberapa banyak yang mereka ingat dari hari-hari yang mereka lalui saat masih muda atau anak-anak," kata Bejan.

"Tapi sebenarnya itu bukan karena pengalaman yang lebih bermakna atau berkesan."

Menurutnya, hal itu karena saat masih muda atau anak-anak pemprosesan gambar oleh otak terjadi lebih cepat dan lebih banyak gambar yang direkam.