Percaturan Bisnis Dagang VOC di Asia Pada Awal Kemunculannya

By Galih Pranata, Senin, 8 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Lambang kebesaran VOC dan Batavia karya Jeroni­mus Becx, 1651. Lambang VOC menampilkan kapal dagang berlayar; di sebelah kiri adalah Dewa Neptunus, di sebelah kanan adalah Dewi Laut, Amphitrite. Sementara itu lambang Batavia menampilkan pedang bermahkota daun laurel; diapit dua singa. (Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda)

Salah satu komoditas yang paling banyak dicari, tidak hanya di Maluku tetapi di seluruh Indonesia, adalah tekstil katun celup dari India. Untuk memperoleh kain untuk perdagangan, VOC dengan cepat memperluas jaringan perdagangannya ke India.

Meskipun ada halangan dari Portugis, yang telah menempatkan diri di anak benua sebelumnya, VOC berhasil bernegosiasi dengan penguasa lokal untuk mendirikan "pabrik" (pos perdagangan).

Mereka mulai membangunnya sejak tahun 1606 dan seterusnya di tempat-tempat seperti Petapuli, Masulipatnam (sekarang Machilipatnam), Pulicat, Negapatam (Nagapattinam), dan Hugli.

"Belanda memusatkan perhatian terutama pada Pantai Coromandel tenggara, pusat penting tekstil, yang menjadi pusat perdagangan tekstil VOC," tutupnya.