Sulit Dipercaya, Tentara Ini Mengusir Nazi Jerman Sendirian dari Kota

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 10 Agustus 2022 | 12:00 WIB
Léo Major dengan istrinya, Pauline de Croiselles. Prajurit asal Kanada ini berhasil mengusir tentara Jerman di Zwolle, Belanda sendirian. (Daniel-Aimé Major via CBC)

Nationalgeographic.co.id—Rasanya tidak masuk akal bila satu tentara bisa sendirian bisa mengalahkan kekuatan musuh seperti Rambo, atau karakter di gim Battlefield. Namun, aksi yang menyerupai pernah terjadi saat Perang Dunia II di Zwolle, Belanda, (sekitar 111 kilometer ke timur dari Amsterdam) oleh prajurit Kanada bernama Léo Major.

Kisahnya ada sedikit berbeda dari berbagai sumber. Ada beberapa rincian cerita yang bertentangan atas apa yang terjadi.

Menjelang pertengahan April 1945, Régiment de la Chaudière mendekati kota Zwolle. Major dan rekannya, Willie Arsenault, menjadi sukarelawan untuk mengintai pasukan Jerman. Kota itu rencananya hendak dibebaskan oleh pihak sekutu sebelum artileri ditembakkan. Tugas mereka sebenarnya adalah menghubungi kalangan perlawanan dari Belanda.

Pertengahan malam 13 April, Arsenault tertembak karena berada di posisi terbuka. Betapa sedih Major melihat satu-satunya kawan di kota itu tewas, dan ia pun marah. Setelah mengendalikan dirinya, segera ia membunuh dua tentara Jerman dan kabur. Dia memutuskan untuk melanjutkan misinya sendirian.

Padahal, ia hanya memiliki satu mata yang normal. Setelah perang ia harus menggunakan penutup mata.

"Ini hampir tidak masuk akal," kata Daniel-Aimé Major, putra Léo Major dalam suatu wawancara dengan CBC Montreal. "Dia berkata, 'Aku gila, dan semuanya menjadi baik!'"

Dalam autobiografi di Canadian Army Journal tahun 2008, Zwolle tiba sekitar pukul satu malam dengan suasana jalanan sepi. Dia membawa dua senjata Sten dan sekarung granat. Ketika tiba, dia melihat tempat penyimpanan senapan mesin Nazi Jerman yang tidak dijaga ketat karena krunya sedang tidur.

    

Baca Juga: Kala Yahudi Jerman Berbalik Menyerang Nazi Pada Perang Dunia II

Baca Juga: Kisah Wojtek, Beruang Cokelat yang Bertempur di Perang Dunia II

Baca Juga: Perang Dunia II: Kala NAZI Menghancurkan Stadion Manchester United

    

Dikisahkan, ia segera menyerang dan menghabiskan penjaga itu. Lalu, salah satunya ditangkapnya untuk bergerak di jalanan yang diterangi lampu untuk mengibarkan bendera putih ketika melihat ada mobil pengintai Jerman.

"Selama beberapa jam, Major bergerak di jalan-jalan dengan cara ini, menembaki target mana pun yang bisa dia temukan, memberi kesan bahwa pasukan Kanada yang besar telah tiba," tulis laporan itu. Suara tembakan membuat warga Zwolle terbangun tetapi takut untuk keluar.

Hingga kemudian ia bertemu dengan pimpinan perlawanan lokal Frits Kuipers dan tiga anak buahnya. Kondisi ini membuat orang Jerman tampaknya melarikan diri dari kota karena panik. Major bersama kelompok perlawanan segera menuju ke balai kota. Kelompok perlawanan juga membawa warga ke jalanan. Stasiun radio lokal pun mengumumkan bahwa kota itu telah dibebaskan.

Sementara di Trouw, media Belanda, mengisahkan ketika tiba di Zwolle, Major mencoba mengetuk pintu tetapi tidak ada yang membukakan untuknya. Walau sangat lelah dan sulit untuk berpikir jernih, "tetapi saya memiliki informasi yang cukup, dan saya tidak menemukan musuh di mana pun."

Dia kemudian berputar-putar meninggalkan kota dan mendatangi seorang petani. Major mencoba mengatakan bahwa dirinya adalah orang Kanada dengan menujuk kata CANADA di topi. Petani itu segera menghubungi kelompok perlawanan bawah tanah, sehingga Major bisa kembali ke unitnya dengan pesan bahwa musuh meninggalkan Zwolle sekitar jam lima, atau tujuh, atau sembilan pagi.

Namun cerita itu tampaknya dilebih-lebihkan banyak orang. Beberapa dekade berikutnya, Major ditokohkan seperti penakluk jalanan yang liar dengan menembaki 'pasti seribu' orang Jerman. Disebutkan ia menembak dan melempar granat ke orang Jerman, bahkan membakar kota.

Bisa jadi, itu adalah cerita yang keluar dari Major kepada teman-temannya saat bincang ringan tetapi langsung dipercayai. Perlahan, cerita itu juga diamini dirinya sendiri.

Keluarga Daniel-Aimé Major mengunjungi Jalan Léo Major di Belanda. (Daniel-Aimé Major via CBC)

Belum lagi, cerita tentang Major menangkap tentara Jerman sebagai sandera. Laporan lain bahkan menyebutkan ia menangkap 93 tentara Jerman. Beberapa ahli perang dan sejarah berpendapat itu adalah hal yang sangat tidak mungkin dilakukan sendirian. Major pun pulang hanya dengan membawa jenazah Arsenault.

Mengenai aksi pembakaran, Léo Major dalam wawancara radio mengatakan bahwa pasukan Jerman yang melakukannya. Orang-orang Jerman membakar rumah di Potgietersiengel, tempat polisi Jerman memegang kantor, untuk menghancurkan dokumen mereka.

Bagian pentingnya, berkat aksi Major dan kembali ke unitnya, dia juga berhasil mencegah rencana pengeboman kota, dan Régiment de la Chaudière-nya dapat memasuki kota tanpa perlawanan. Setelah perang, ia menerima medali kehormatan. Namanya ditorehkan untuk jalanan di Zwolle, Leo Majorlaan (Jalan Léo Major). Dia juga turut serta dalam Perang Korea dan mendapatkan medali kehormatan keduanya.