Riset Baru: Senyawa Perak Tawarkan Terobosan Pengobatan Kanker

By Lutfi Fauziah, Selasa, 8 Mei 2018 | 09:00 WIB
Sel kanker. (Gloria Samantha)

Sebuah calon yang menjanjikan

Sel kanker memiliki satu set properti yang unik yang membuatnya selamat paling akhir. Mereka dapat mengembangkan sinyal pertumbuhan mereka sendiri dan mereka memiliki kemampuan untuk mengesampingkan sinyal yang mengenali mereka untuk menghentikan pertumbuhan. Mereka juga dapat menyerang jaringan dan kemudian menyebar dan memiliki kemampuan tanpa batas untuk bereplikasi.

Sel kanker juga mampu menyerang proses pengendalian secara natural di lokasi sel mati, yang dikenal sebagai apoptosis. Hal ini adalah proses “bunuh diri sel” yang esensial untuk mengendalikan sel. Ketika mereka tidak lagi dibutuhkan, mereka harus diganti karena usia tua atau menjadi berbahaya (ya mereka telah bermutasi), mereka menerima sebuah sinyal untuk mati. Kanker-kanker sel problematik karena mereka resisten terhadap sinyal-sinyal tersebut.

Sebagai bagian dari riset kami, kami menguji berbagai senyawa berbasis perak untuk melihat bagaimana mereka mempengaruhi sel. Satu dari mereka - sebuah perak kompleks fosfin tiosianat (atau UJ3) – menunjukkan potensi besar.

Senyawa ini memiliki kemampuan untuk menginduksi apotosis dalam berbagai macam kanker, termasuk kultur kulit, payudara, esofagus, paru-paru, prostat, hati, serviks, usus besar, pankreas, kelenjar andrenalin, sumsum tulang belakang dan sel darah (leukimia dan limfoma). Senyawa ini juga memiliki efek minimal pada sel normal.

Baca juga: Atlas Kuno Milik Para Penjelajah Dunia Kini Dilelang di Inggris

Kandidat baru

Obat antikanker yang menjanjikan seharusnya, idealnya, memiliki karakteristik di bawah ini:

  1. Mereka harus stabil secara metabolis (dengan kata lain mereka harus aktif untuk periode waktu jangka panjang setelah memasuki tubuh),
  2. Mereka harus tersedia, dengan kata lain dapat diserap ke dalam aliran arah setelah pemberian dan mencapai lokasi tumor, dan
  3. Mereka harus memiliki level toksit rendah untuk memiliki kemungkinan efek samping terendah.

Tes sementara pada sel manusia, rat, dan mice membantu kami menetapkan bahwa senyawa tersebut memenuhi karakteristik di atas.

Selain dari senyawa yang terkumpul di dalam tumor dan di dalam darah, tidak ada bukti kerusakan organ pada tikus, bahkan pada dosis yang sangat tinggi, sementara sisa senyawa itu dihilangkan dari tubuh mereka.

Sebuah alternatif

Tahap berikutnya adalah meletakkan senyawa tersebut melalui uji kinik pada manusia untuk melihat bagaimana baik mereka bekerja.

Selain menjadi lebih murah karena kami menggunakan perak dan bukan platinum, senyawa-senyawa tersebut relatif mudah dibuat dan dapat disintesis dengan peralatan laboratorium standar. Ini menunjukkan pembuatan skala besar seharusnya lebih mudah.

Marianne J. Cronjé, Head of the Department of Biochemistry, University of Johannesburg dan Reinout Meijboom, Head of department inn the Department of Chemistry, University of Johannesburg

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.