Dunia Hewan: Isopoda Laut Raksasa Ini Ditemukan di Teluk Meksiko

By Wawan Setiawan, Kamis, 11 Agustus 2022 | 11:00 WIB
Gambar Bathynomus yucatanensis, ditemukan hidup di kedalaman sekitar 600 hingga 800 meter. (Dr Ming-Chih Huang, Journal of Natural History)

Nationalgeographic.co.id—Para peneliti dunia hewan telah mengidentifikasi spesies baru Bathonymus. Salah satu dari genera isopoda laut dalam yang terkenal viral di internet. Membuat mereka menjadi krustasea air paling terkenal sejak viralnya tokoh kartun Sebastian dari "The Little Mermaid."

Ada sekitar 20 spesies Bathonymus yang masih hidup. Kelompok misterius dan primitif yang mendiami zona bentik laut. Jangkauan terdalamnya, jarang dijelajahi secara langsung. Krustasea isopoda hanya berkerabat jauh dengan kerabat dekapoda mereka yang lebih dikenal, kepiting, udang, dan lobster.

Sekelompok peneliti menerbitkan temuan mereka di Journal of Natural History pada 9 Agustus.  Peneliti asal Taiwan, Jepang, dan Australia ini mengungkapkan makhluk terbaru ke daftar ini yaitu B. yucatanensis. Ini adalah spesies baru yang panjangnya sekitar 26 cm, sekitar 2.500% lebih besar dari kutu kayu biasa. Temuan mereka ini diberi judul panjang: A new species of Bathynomus Milne-Edwards, 1879 (Isopoda: Cirolanidae) from the southern Gulf of Mexico with a redescription of Bathynomus jamesi Kou, Chen and Li, 2017 from off Pratas Island, Taiwan.

Isopoda laut dalam termasuk dalam kelompok yang sama yang berisi isopoda darat yang dikenal sebagai kutu kayu, kutu pil, dan poli roly, yang memakan materi yang membusuk. Atau mungkin akrab bagi siapa saja yang mengangkat batu atau menggali di sekitar taman. Memang, mereka terlihat sangat mirip tetapi untuk ukurannya terlihat luar biasa. Yang terbesar dapat tumbuh hingga hampir 50 sentimeter. Dan, seperti kutu kayu, meskipun mungkin terlihat sedikit menakutkan, mereka sama sekali tidak berbahaya bagi manusia.

Empat spesies kutu kayu yang menggambarkan keragaman subordo isopoda ini. (Wikipedia)

Temuan B. yucatanensis ini membawa tambahan lain ke jajaran isopoda dan menjadikan total spesies Bathonymus yang diketahui di Teluk Meksiko menjadi berjumlah tiga. Dua spesies lainnya yaitu B. giganteus dijelaskan pada tahun 1879 dan B. maxeyorum dijelaskan pada tahun 2016.

Awalnya dianggap sebagai variasi dari B. giganteus, salah satu isopoda laut dalam terbesar. Tetapi pemeriksaan lebih dekat dilakukan pada spesimen. Spesimen itu awalnya ditangkap dalam perangkap berumpan pada tahun 2017 di Teluk Meksiko di lepas Semenanjung Yucatán di sekitar 600 hingga 800 meter ke bawah.

"B. yucatanensis secara morfologis berbeda dari B. giganteus dan B. maxeyorum," klaim para penulis.

Para ilmuwan mencatat, “Dibandingkan dengan B. giganteus, B. yucatanensis memiliki proporsi tubuh yang lebih ramping dan panjang totalnya lebih pendek … dan pereopods [tungkai dada] lebih ramping. Antenanya juga lebih panjang. Kedua spesies tersebut memiliki jumlah duri pleotelson yang sama. Duri ini menonjol dari ujung ekor krustasea.”

“Bathynomus giganteus ditemukan lebih dari satu abad yang lalu. Lebih dari 1.000 spesimen telah dipelajari tanpa ada saran sampai sekarang dari spesies kedua dengan jumlah duri pleotelsonik yang sama. Pemeriksaan superfisial, hanya menggunakan duri pleotelson, dapat dengan mudah mengakibatkan spesimen B. yucatanensis salah diidentifikasi sebagai B. giganteus.”

“Dibandingkan dengan B. maxeyorum, ciri yang paling khas adalah jumlah duri pleotelson, 11 duri pada B. yucatanensis versus 7 pada B. maxeyorum. Warna kuning krem pada cangkangnya semakin membedakannya dari kerabatnya yang lebih abu-abu.”

    

Baca Juga: Dunia Hewan: Kelelawar Berkomunikasi dan Kerja Sama Saat Mencari Makan

Baca Juga: Dunia Hewan: Ada Jejak Makhluk Purba di Balik Mata Paus Modern

Baca Juga: Dunia Hewan: Memahami Genetika Mimikri di Sayap Kupu-Kupu Daun Mati

      

Untuk memastikannya, para ilmuwan melakukan analisis genetik molekuler. Di mana mereka membandingkan B. giganteus dan B. yucatanensis. Karena perbedaan urutan kedua gen (COI dan 16S rRNA), ditambah dengan perbedaan morfologi, mereka mengidentifikasinya sebagai spesies baru. Pohon filogenetik yang mereka bangun menunjukkan B. yucatanensis paling dekat hubungannya dengan B. giganteus.

“B. giganteus memang spesies yang paling dekat dengan B. yucatanensis. Hal ini menunjukkan bahwa kedua spesies tersebut kemungkinan memiliki nenek moyang yang sama. Selain itu, mungkin juga ada Bathynomus spp lainnya yang belum ditemukan di Atlantik barat yang tropis.” tutur Ming-Chih Huang, peneliti asal Taiwan.

Makalah ini juga mengklarifikasi bahwa spesimen dari Laut Cina Selatan yang diidentifikasi sebagai B. kensleyi sebenarnya adalah B. jamesi. B. kensleyi terbatas di Laut Coral, di lepas pantai Australia.

"Semakin jelas bahwa spesies Bathynomus mungkin sangat mirip dalam penampilan keseluruhan, dan juga ada sejarah panjang kesalahan identifikasi spesies dalam genus," para penulis mengingatkan.