Ada sejumlah mitos yang berusaha menjelaskan apa yang terjadi pada hidung Sphinx Agung. Mitos yang paling populer adalah hidung Sphinx patah oleh peluru meriam yang ditembakkan oleh pasukan Napoleon Bonaparte. Pasukan itu berada di Giza selama salah satu pertempuran militer Prancis di Mesir pada tahun 1798.
Namun Kapten Angkatan Laut Denmark dan penjelajah Frederic Louis Norden menggambarkan Sphinx tanpa hidung. Gambar tersebut diketahui dibuat pada pertengahan abad ke-18. Karena ini mendahului tentara Napoleon, maka pendapat soal Napoleon yang bertanggung jawab pun disanggah.
Sejarawan Arab abad ke-15 al-Maqrīz pun memiliki pendapat yang berbeda. Menurutnya, Muhammad Sa'im al-Dahr, seorang Muslim Sufi dari khanqah Sa'id al-Su'ada, yang merusak hidung Sphinx Agung.
Pada tahun 1378, Sa'im al-Dahr menemukan petani lokal memberikan persembahan kepada Sphinx agar menghasilkan panen yang baik. Tidak setuju akan tindakan petani itu, ia pun merusak patung sebagai tindakan ikonoklasme.
Sejarawan yang sama juga mengatakan bahwa masyarakat setempat percaya bahwa tindakan itu membuat dewa murka. Peningkatan pasir yang menutupi dataran tinggi Giza menjadi balas dendam surgawi atas tindakan perusakan.
Baca Juga: Temuan Pecahan 2 Patung Sphinx dari Makam Kuil Raja Amenhotep III
Baca Juga: Misteri Patung Sphinx, Mesir: Diduga Kembar dan Punya Ruang Rahasia?
Baca Juga: Patung Sphinx dari Era Ptolemaik Ditemukan di Kuil Kom Ombo Mesir
Diyakini oleh masyarakat, Perang Salib Aleksandria tahun 1365 adalah hukuman untuk hidung yang dirusak dengan sengaja.
Terlepas dari dugaan seputar hidung Sphinx Agung, satu fakta pasti. Arkeolog Mark Lehner melakukan studi arkeologi pada Sphinx Agung. Ia menyimpulkan bahwa hidungnya sengaja dipatahkan dengan instrumen antara abad ke-3 dan ke-10 Masehi.
Hidung bukan satu-satunya bagian Sphinx Agung yang hilang
Diperkirakan bahwa janggut firaun seremonial melekat pada Sphinx Agung beberapa saat setelah dibangun. Diperkirakan janggut ini ditambahkan kemudian karena tidak merusak infrastruktur inti Sphinx Agung ketika jatuh.
Ada juga sejumlah lubang di Sphinx Agung, termasuk di bagian atas kepalanya. Sebagian besar prasasti Kerajaan Baru menggambarkan Sphinx Agung mengenakan mahkota. Maka para ahli berpendapat bahwa lubang itu dibuat untuk menahan mahkota Sphinx Agung.
Hingga kini, keberadaan hidung Sphinx Agung Giza masih menjadi misteri. Sama seperti misteri seputar pelaku perusakannya.