Francesco Berlinghieri, seniman Italia, membantu membuat peta tersebut dan menambahkan tampilan artistik: 12 kepala angin yang mengelilingi peta.
Atlas tersebut diyakini pernah digunakan oleh Christoper Columbus saat ia tak sengaja menemukan ‘Dunia Baru’.
Cecilie Gasseholm, dari pelelangan Sotheby, mengatakan: “Ptolomeus menggunakan perhitungannya sendiri tentang ukuran Bumi saat membuat peta tersebut.”
“Saat Christopher Columbus berlayar dari Spanyol pada 1492, ia menggunakan perhitungan tersebut sebagai petunjuk pelayaran. Namun, ternyata itu kurang akurat sehingga mengakibatkan kolonisasi Spanyol di Amerika,” tambahnya.
Selain kedua atlas tersebut, ada beberapa peta kuno lainnya. Beberapa di antaranya, tampil dengan visual mencolok dan penuh kemewahan. Ia juga dihiasi dengan sketsa dan ilustrasi berwarna.
Yang lainnya, memiliki bentuk yang lebih besar – kemungkinan akan menjadi dekorasi dinding kantor para pebisnis.
Peta-peta dari abad ke-16 hingga 19, menunjukkan perkembangan pemahaman manusia tentang dunia.