Atlas Kuno Milik Para Penjelajah Dunia Kini Dilelang di Inggris

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 8 Mei 2018 | 16:00 WIB
Peta kuno yang dibuat Claudius Ptolomeus. ()

Dahulu kala, mereka digunakan oleh para penjelajah seperti Christopher Colombus untuk menavigasi laut dan menemukan benua. Namun, kini, peta kuno paling berpengaruh di dunia akan dilelang di London, Inggris, pada 15 Mei mendatang. 

Di antara 400 koleksi, terdapat 1472 ‘T-O’, atlas cetak pertama di dunia yang menunjukkan bagaimana Bumi diatur berdasarkan konsep agama Kristen.

Atlas tersebut memperlihatkan benua Asia, Afrika, dan Eropa, dalam tiga bagian. Benua Eropa dan Afrika memenuhi empat sisi atlas. Sementara, Asia memenuhi setengah bagian atasnya.

Sebuah lingkaran mengelilingi tiga benua yang menandakan lautan dan menunjukkan bahwa Bumi itu bulat.

Atlas cetak pertama di dunia. ()

Atlas tersebut menunjukkan bagaimana Laut Tengah memisahkan benua Eropa dan Afrika. Juga bagaimana Laut Merah dan sungai Don memisahkan kedua benua itu dari Asia.

Selain menampilkan bentuk Bumi dengan detail, di dalam atlas itu,  terdapat gambar putra-putra Nabi Nuh di sekitar benua.

Atlas yang terdapat dalam buku karangan Saint Isidore of Seville tersebut, diharapkan bisa terjual dengan harga sekitar 40 ribu poundsterling hingga 60 ribu poundsterling, pada acara pelelangan Sotheby di London.

Salah satu halaman dari buku karangan Saint Isidore of Seville. ()

Peta penting lainnya adalah koleksi atlas pertama yang menggunakan garis bujur dan lintang.

Dibuat oleh kartografer, astronom, dan filsuf terkenal, Claudius Ptolemaus, atlas itu menjadi salah satu contoh paling awal yang pernah dibuat.

Nilai lelang atlas dari abad ke-2 ini diperkirakan mencapai 80 ribu poundsterling – termahal di antara koleksi lainnya.

Peta kuno yang dibuat Claudius Ptolomeus. ()

Francesco Berlinghieri, seniman Italia, membantu membuat peta tersebut dan menambahkan tampilan artistik: 12 kepala angin yang mengelilingi peta.

Atlas tersebut diyakini pernah digunakan oleh Christoper Columbus saat ia tak sengaja menemukan ‘Dunia Baru’.

Cecilie Gasseholm, dari pelelangan Sotheby, mengatakan: “Ptolomeus menggunakan perhitungannya sendiri tentang ukuran Bumi saat membuat peta tersebut.”

“Saat Christopher Columbus berlayar dari Spanyol pada 1492, ia menggunakan perhitungan tersebut sebagai petunjuk pelayaran. Namun, ternyata itu kurang akurat sehingga mengakibatkan kolonisasi Spanyol di Amerika,” tambahnya.

Selain kedua atlas tersebut, ada beberapa peta kuno lainnya. Beberapa di antaranya, tampil dengan visual mencolok dan penuh kemewahan. Ia juga dihiasi dengan sketsa dan ilustrasi berwarna.

Atlas yang penuh dengan warna dan tampak mewah. ()

Yang lainnya, memiliki bentuk yang lebih besar – kemungkinan akan menjadi dekorasi dinding kantor para pebisnis.

Peta-peta dari abad ke-16 hingga 19, menunjukkan perkembangan pemahaman manusia tentang dunia.