Nationalgeographic.co.id—Kabar baru dari dunia hewan, kawanan gorila penangkaran diketahui mengeluarkan bunyi, "Snough!" Rupanya, para gorila itu seperti sedang mengatakan, "Saya bilang, bocah tua, tolong berikan kami beberapa anggur."
Vokalisasi unik ini tampaknya telah dirancang oleh para gorila penangkaran untuk tujuan khusus berkomunikasi dengan manusia yang menjadi penjaga kebun binatang. Vokalisasi ini tidak pernah digunakan gorila ketika berinteraksi dengan gorila lain.
Menurut sebuah studi baru, penemuan panggilan seperti itu menunjukkan bahwa gorila mampu belajar vokal dan inovasi. Studi ini kembali menegaskan bahwa gorila adalah hewan yang pintar.
Penelitian sebelumnya pada kera-kera besar lainnya telah mengungkapkan bahwa baik simpanse maupun orang utan mengeluarkan suara baru ketika menghadapi situasi baru di penangkaran. Simpanse, misalnya, dikenal suka meniup raspberry ke manusia yang menjaganya, sementara orang utan lebih suka bersiul.
Dalam studi baru yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE ini, para peneliti merancang eksperimen untuk menentukan apakah kemampuan ini juga dimiliki oleh gorila barat yang ditempatkan di Kebun Binatang Atlanta. Enam gorila betina dan dua jantan diamati dalam tiga skenario eksperimental.
Skenario pertama menempatkan gorila dalam jarak satu meter dari penjaga kebun binatang yang sudah dikenal. Skenario kedua melibatkan seember anggur. Adapun skenario ketiga melibatkan penjaga kebun binatang yang memegang ember makanan.
Menurut para peneliti dalam studi ini, "gorila paling sering bersuara selama kondisi makanan-manusia (ada manusia membawa makanan), dengan sinyal vokal yang paling sering digunakan adalah suara atipikal spesies itu di suatu area antara bersin dan batuk... yang kami beri nama suara yang menarik perhatian (attention-getting sound/AG) atau 'snough'."
Panggilan ini, yang sebelumnya tidak pernah dijelaskan dalam repertoar vokal spesies tersebut, digunakan oleh empat dari delapan gorila yang terlibat dalam penelitian ini. Panggilan ini mewakili 85 persen dari semua vokalisasi yang teramati selama percobaan.
Para peneliti menjelaskan bahwa suara tersebut secara akustik berbeda dari semua panggilan lain yang biasanya dihasilkan gorila selama makan, seperti dengusan atau dengungan.
"Dalam penelitian kami, panggilan AG tidak pernah digunakan oleh gorila penangkaran ketika berkomunikasi satu sama lain, mendukung gagasan bahwa itu adalah suara baru yang bukan bagian dari repertoar komunikasi gorila-gorila yang khas dan itu muncul untuk memenuhi kebutuhan komunikatif untuk menarik perhatian manusia dalam pengaturan penangkaran," tulis para peneliti seperti dilansir IFL Science.
Memperluas penyelidikan mereka, para peneliti menjangkau para penjaga gorila di fasilitas-fasilitas lain di seluruh AS dan Kanada. Mereka menerima konfirmasi bahwa panggilan yang sama dilakukan oleh 33 gorila berbeda yang ditempatkan di 11 kebun binatang berbeda.
Namun, setelah memeriksa rekaman video dari 15 gorila ini, para peneliti penelitian hanya mengamati enam individu "mengendus". Hal ini menunjukkan bahwa vokalisasi tersebut mungkin baru dilakukan oleh sekitar 40 persen gorila barat yang ditangkarkan.
"Panggilan AG ini kemungkinan tidak umum seperti panggilan raspberry yang lebih menonjol yang digunakan oleh simpanse penangkaran, itu mungkin menunjukkan bahwa gorila kebun binatang baru-baru ini mengadopsi suara ini untuk mendapatkan perhatian manusia," tulis mereka.
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Tujuh Binatang yang Punya Profesi Tidak Biasa
Baca Juga: Dunia Hewan: Seberapa Besar Tubuh Paus Biru? Mengapa Sedemikian Besar?
Baca Juga: Dunia Hewan: Deretan Binatang Terbesar di Dunia yang Masih Hidup
Selain itu, fakta bahwa panggilan tersebut sering digunakan oleh gorila yang berhubungan langsung satu sama lain –seperti saudara kandung atau induk dan anak-anaknya– menunjukkan bahwa panggilan tersebut dapat diturunkan melalui pembelajaran sosial.
Sebelumnya, suara yang menyerupai "snough" ini telah dikaitkan dengan Koko, gorila yang bisa "berbicara" nan terkenal namun kontroversial. Koko menggunakan berbagai ucapan baru saat berinteraksi dengan pengasuh manusia.
"Ini termasuk batuk/bersin palsu, yang disertai dengan gerakan tangan dan mulut terbuka dan sangat mirip dengan suara AG dalah penelitian kami," kata para peneliti.
"Apakah panggilan AG (atau snough) itu muncul secara acak atau telah dipelajari/dimodelkan dengan mengamati manusia, seperti halnya batuk palsu Koko dan siulan orang utan, masih belum diketahui."