Sejarah Ayam Dipuja dan Dimuliakan Berabad-Abad Kemudian 'Dihinakan'

By Ricky Jenihansen, Minggu, 14 Agustus 2022 | 13:00 WIB
Selama berabad-abad ayam dipuja dan dimuliakan. (Country Farm)

 Baca Juga: Sering Dimanfaatkan, Sejak Kapan Manusia Mulai Beternak Ayam?

 Baca Juga: Selidik National Geographic: Kenapa Ayam Jantan Berkokok Setiap Pagi?

 Baca Juga: Plastik dan Fosil Ayam Akan Menjadi Peninggalan Era Antroposen

Saat ayam hutan bergantung pada manusia untuk makanannya, proses domestikasi dimulai. Sekitar 1000 SM, ayam hutan kemudian dipelihara.

Ayam kemudian menyebar ke Tiongkok tengah, Asia Selatan, dan Mesopotamia, mungkin di sepanjang rute perdagangan yang mirip dengan Jalur Sutra, yang akan menjadi lebih banyak dikunjungi sekitar tahun 200 SM.

Suatu saat antara sekitar 800 SM dan 700 SM, ayam mencapai Tanduk Afrika sebagai bagian dari perdagangan maritim yang berkembang. Pelaut Yunani, Etruscan, dan Fenisia mungkin menyebarkan ayam ke seluruh Mediterania.

Pada zaman Kekaisaran Romawi, telur sangat populer sebagai makanan ringan di stadion. (Pinhome)

Ayam tiba di Italia sekitar 700 SM dan berhasil sampai ke Eropa tengah antara sekitar 400 SM dan 500 SM. Menariknya, banyak kerangka ayam yang ditemukan di Eropa antara tahun 50 SM hingga 100 M.

Di zaman itu, ayam dikaitkan dengan penguburan. Laki-laki sering dikubur dengan ayam jantan, dan wanita dengan ayam betina, dan ayam-ayam ini kemungkinan penting bagi orang-orang dengan siapa mereka dikuburkan.

Namun, menurut Larson, kemudian 'keakraban melahirkan penghinaan'. Ayam tidak lagi dianggap eksotis dan dihormati. Alih-alih dipuja dan dimuliakan, ayam mulai dipelihara untuk diambil telurnya.

Pada zaman Kekaisaran Romawi, telur sangat populer sebagai makanan ringan di stadion. Bukti pertama konsumsi ayam secara luas di Inggris yang dikuasai Romawi berasal dari sekitar abad pertama Masehi.

Menurut Larson, tidak jelas bagaimana pergeseran itu terjadi. Akan tetapi mungkin saja memiliki ayam selama berabad-abad membuat manusia mengevaluasi kembali hubungan mereka.

"Arkeologi masa depan kemungkinan akan membantu menyempurnakan sejarah ayam," kata Larson. "Terutama di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik."