Peningkatan karier lewat militer dengan menjadi komandan legiun adalah cara utama bagi calon kaisar untuk mendapatkan loyalitas prajurit.
Garda Praetoria
Claudius, kaisar Romawi keempat, naik takhta selama pecahnya kekerasan yang akan bergema selama berabad-abad. Garda Praetoria berasal dari Republik Romawi sebagai korps pengawal jenderal tentara. Namun mereka kemudian diangkat oleh Augustus, kaisar Romawi pertama, pada 27 Sebelum Masehi menjadi pengawal pribadi kaisar.
Setelah itu, mereka tumbuh dalam prestise. Pada masa pemerintahan kaisar ketiga Caligula, kelompok ini menjadi begitu kuat sehingga mereka bahkan bisa menggulingkan seorang kaisar.
Caligula, cicit Augustus yang memerintah dari tahun 37 Masehi, pada awalnya populer. Namun kisah tentang kesadisannya dan penyimpangan seksual membuatnya digambarkan sebagai tiran yang brutal dan gila. Caligula dibunuh oleh Garda Praetoria pada tahun 41 Masehi.
Garda Praetoria kemudian memproklamirkan Claudius sebagai kaisar. Ini adalah pertama kalinya kelompok pengawal memilih seorang kaisar Romawi dan terus berlanjut beberapa kali.
Pernikahan
Tradisi menetapkan bahwa kaisar Romawi harus laki-laki. Namun beberapa wanita memegang kekuasaan di belakang takhta kekaisaran meski tidak memerintah secara langsung.
Menurut catatan Tacitus, Livia, istri Augustus dan ibu Tiberius, dianggap menentukan transisi pertama kekuasaan kekaisaran. Ia menyingkirkan semua calon ahli waris yang dekat dengan Augustus. “Dengan membunuh para calon, Livia membuka jalan bagi jalan untuk putranya sendiri," kata Broadhead.
Tiberius adalah putra Livia dari pernikahan sebelumnya, jadi dia bukan pewaris takhta yang jelas. Namun ia menjadi kaisar kedua Roma setelah kematian Augustus pada 14 Masehi, berkat pernikahan Livia dengan Augustus.
Baca Juga: Tujuh Hal yang Mungkin Belum Anda Ketahui soal Kaisar Romawi Caligula
Baca Juga: 10 Hal Ini Membuat Kaisar Romawi Marah dan Tak Segan Memberi Hukuman
Baca Juga: Locusta dari Galia, Wanita Peramu Racun Andalan Kaisar Romawi Nero
Ibu Nero, Julia Agrippina, tampaknya telah memanipulasi kaisar Claudius untuk mengadopsi putranya. Nero menjadi kaisar setelah kematian Claudius pada tahun 54 Masehi.
Banyak cerita yang terkait dengan wanita kekaisaran mungkin telah dibumbui atau sekedar rumor belaka, kata Broadhead. Namun ini menunjukkan betapa pentingnya posisi para wanita itu dalam rumah tangga kekaisaran. Mereka bisa jadi faktor penentu dalam siapa memperoleh tahta.
Tidak adanya aturan baku dalam pemilihan seorang kaisar Romawi menimbulkan banyak kekacauan dan perebutan kekuasaan. Meski menjadi kaisar itu memiliki banyak risiko, namun tidak sedikit yang berjuang untuk menduduki posisi bergengsi itu.