Nationalgeographic.co.id—Caligula dan tindakan-tindakan gilanya telah menjadikannya salah satu kaisar Romawi paling terkenal sepanjang masa. Namun, seberapa banyak yang Anda ketahui soal Caligula?
Apakah Anda sudah mengetahui hal-hal di bawah ini? Berikut ini adalah tujuh hal yang mungkin belum Anda ketahui soal Kaisar Romawi Caligula.
1. Caligula bukan nama aslinya
Tidak hanya di zaman sekarang, pada zaman Romawi pun orang tua suka dengan bangga mendandani keturunan mereka dalam versi kecil perlengkapan dewasa. Maka, ketika jenderal terhormat Germanicus membawa putranya Gayus berkampanye, anak itu memakai alas kaki tentara, atau caligae, yang ukurannya telah diperkecil atau versi miniaturnya.
Entah dengan sayang atau mengejek, pasukan Germanicus memanggil bocah itu "Caligula," yang berarti "Sepatu Bot Kecil" atau "Booties." Julukan itu terus tersemat padanya, tetapi Gayus dikabarkan membenci julukan tersebut.
2. Ibunya adalah seorang wanita tangguh
Dikutip dari History.com, Agrippina yang Tua memiliki hubungan dekat dengan kakeknya, Kaisar Augustus, yang secara pribadi mengawasi pendidikannya. Setelah menikahi Germanicus, dia menentang tradisi dengan menemaninya dalam kampanye militernya di Germania dan bertindak sebagai penasihat dan diplomat.
Ketika Germanicus meninggal dalam keadaan yang mencurigakan, Agrippina dengan berani menuduh salah satu saingannya telah meracuni suaminya. Sebagai seorang tokoh terkemuka di kalangan politik, dia juga berbicara menentang penerus Augustus, Tiberius, yang dia benci.
Semua huru-hara ini membuat Kaisar Tiberius murka dan mencambuk Agrippina —konon sampai dia kehilangan mata. Sang kaisar kemudian membuat diri Agrippina kelaparan sampai mati saat berada di penjara, empat tahun sebelum Caligula, putra Agrippina, berkuasa.
3. Laporan insesnya sangat dibesar-besarkan
Suetonius-lah yang pertama kali menerbitkan klaim bahwa Caligula melakukan inses dengan ketiga saudara perempuannya. Sejarawan Romawi itu juga menambahkan bahwa kencan ini bahkan terjadi selama jamuan makan, saat tamu dan istri Caligula berkumpul.
Namun, perlu diketahui, Suetonius menulis kisah "The Lives of the Caesars" itu pada 121 Masehi, 80 tahun setelah Caligula dibunuh pada usia 28 oleh anggota Penjaga Praetorian. Para penulis sejarah sebelumnya yang benar-benar hidup di masa Caligula, yaitu Seneca dan Philo, tidak menyebutkan jenis perilaku ini meskipun mereka menulis kritik keras terhadap kaisar.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR