Dunia Hewan: Dua Pelajar di AS Menemukan Dua Spesies Baru Kalajengking

By Ricky Jenihansen, Rabu, 17 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Harper Forbes (kiri), Prakrit Jain (kanan), dan Kurator Akademi Arachnologi Lauren Esposito (tengah) mencari kalajengking. (Gayle Laird)

Contoh yang ditemukan di California termasuk spesialis bukit pasir seperti Paruroctonus arenicola nudipes (Haradon, 1984), Paruroctonus xanthus (Gertsch and Soleglad, 1966), Paruroctonus hirsutipes (Haradon, 1984) dan Paruroctonus baergi (Williams and Hadley, 1967).

Mereka dapat dibedakan dari Paruroctonus lain dengan kombinasi fitur morfologi termasuk jari pedipalp bergigi dalam pada kalajengking jantan. Pola spesifik pigmentasi fuscous, jumlah setal yang unik, dan rasio morfometrik yang unik.

Musim panas ini, Forbes dan Jain mengunjungi danau untuk mengumpulkan spesimen Paruroctonus soda dan Paruroctonus conclusus.

Paruroctonus Soda dan kalajengking Paruroctonus conclusus awalnya ditemukan di platform komunitas iNaturalist. (Gayle Laird, California Academy of Sciences)

Setelah menjelajahi dataran alkali pada siang hari untuk mencari habitat yang paling cocok untuk kalajengking tersebut. Mereka berangkat dengan botol dan penjepit mereka saat senja, karena penghuni gurun ini terutama aktif di malam hari.

Untungnya, sebagian besar kalajengking berpendar di bawah sinar ultraviolet, jadi para peneliti menggunakan cahaya hitam untuk menjelajahi tanah berpasir terbuka sambil mengawasi subjek bercahaya mereka.

   

Baca Juga: Dunia Hewan: Gorila Penangkaran Punya Cara Komunikasi dengan Manusia

Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Kupu-kupu Terbesar di Dunia, Tapi Tak Punya Mulut

Baca Juga: Dunia Hewan: Katak Panah Beracun, Cantik Tetapi Mematikan Bagi Manusia

    

Mereka juga mencari tempat persembunyian khas kalajengking. Mengintip ke celah-celah di tanah liat yang keras dan menyisir tanaman daratan cekungan asin yang umum seperti semak yodium (Allenrolfea occidentalis) dan rumput semak belukar (Suaeda nigra).

Pada akhir setiap perjalanan, mereka berhasil mengumpulkan ukuran sampel jantan dan betina yang cukup untuk penelitian.

"Harper dan Prakrit melalui semua langkah untuk secara formal menggambarkan suatu spesies, mengambil sampel populasi dan membandingkannya dengan spesimen yang ada dalam koleksi kami," kata Lauren Esposito, kurator araknologi di California Academy of Sciences.

"Ada banyak pekerjaan yang terlibat, tetapi mereka sangat bersemangat tentang penelitian ini. Sangat menginspirasi untuk melihat bahwa hobi mereka adalah salah satu yang memajukan ilmu keanekaragaman hayati."