Struktur Pertama dari Enzim Kunci COVID pada Suhu Tubuh Manusia

By Wawan Setiawan, Minggu, 21 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Rekan penulis studi Babak Andi memegang model virus yang menyebabkan COVID-19 di beamline Frontier Macromolecular Crystallography (FMX) di Brookhaven Lab's National Synchrotron Light Source II. (Brookhaven National Laboratory)

 Baca Juga: Dua Tahun Pagebluk, Virus Corona dan Evolusinya yang Belum Berakhir

 Baca Juga: Varian Baru Virus Corona dengan 46 Mutasi Teridentifikasi di Prancis

"Selain itu, detektor FMX dan sistem lain beroperasi sangat cepat, kami dapat mengumpulkan satu set data lengkap hanya dalam 10-15 detik per sampel. Ini dengan kualitas yang cukup baik untuk memecahkan struktur sebelum kerusakan sinar-x yang signifikan terjadi," tambahnya.

"Anda dapat menganggap Mpro sebagai semacam pita lipat, terdiri dari dua bagian identik (membentuk dimer) yang mengikat bersama secara simetris, seperti jabat tangan," kata Keedy. Pusat wilayah jabat tangan ini ("antarmuka dimer") terhubung ke situs aktif melalui wilayah loop fleksibel protein.

Seperti yang dijelaskan Keedy, para ilmuwan menemukan bahwa pada suhu yang lebih tinggi, "pegangan 'jabat tangan' berubah. Kedua komponen itu sedikit menyesuaikan cengkeramannya. Ini memberi tahu kita bahwa, ketika virus menginfeksi kita, mungkin ada semacam komunikasi melalui loop ini antara antarmuka dimer dan situs aktif," kata Keedy.

Penelitian lain menunjukkan bahwa molekul kecil seperti obat dapat mengikat enzim di beberapa lokasi jauh yang diidentifikasi dalam penelitian baru ini.

"Jika kita bisa menyempurnakan molekul ini, mengoptimalkannya, menguraikannya, mengubahnya, maka kita berpotensi memiliki pijakan baru untuk mengubah fungsi enzim—bukan di situs aktif. Karena pada dasarnya semua antivirus saat ini menargetkan untuk protein ini. Tetapi di situs yang berbeda melalui mekanisme yang berbeda," kata Keedy. "Temuan kami menyiapkan inspirasi untuk mengeksplorasi ide ini."

Kedua ilmuwan berterima kasih atas semangat kolaboratif seluruh tim. Termasuk ilmuwan tambahan di Brookhaven Lab dan CUNY, serta Diamond Light Source di Inggris.

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo