Nationalgeographic.co.id—Kasus Omicron masih terus melonjak dan belum terkendali. Namun varian baru COVID-19 lainnya telah muncul.
Varian baru virus corona ini telah diidentifikasi dan menyebar ke seluruh wilayah di Prancis tenggara. Dua belas kasus telah dilaporkan sejauh ini.
Informasi tentang varian baru ini masih sangat terbatas. Namun, varian baru ini diperkirakan berasal dari Kamerun dan membawa banyak mutasi pada protein spike.
Daerah di Prancis yang paling terkena dampak dari varian baru ini, yang berdekatan dengan Marseille, telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam rawat inap. Namun ada kemungkinan bahwa tingkat vaksinasi yang lebih rendah dan populasi yang lebih tua mungkin menjadi penyebabnya.
Sampai saat ini, masih terlalu dini bagi para ilmuwan untuk menarik kesimpulan tentang epidemiologi varian baru ini.
Diberi nama B.1.640.2 dan saat ini dijuluki sebagai IHU, varian baru ini adalah "saudara" dari strain B.1.640 yang sekarang bernama B.1.640.1. Varian B.1.640.1 telah diberi label "Varian Dalam Pemantauan" oleh WHO pada tahun November 2021.
Baca Juga: Varian Omicron Terdeteksi, Banyak Negara Batasi Perjalanan dari Afrika
Dikutip dari IFL Science, varian baru yang dijuluki IHU pertama kali diidentifikasi pada pertengahan November di Paris. Artinya, varian baru ini sebenarnya sudah ada sebelum Omicron.
Terlepas dari usianya, hanya sekitar 20 sekuensi IHU yang telah ditemukan sejak kemunculannya. Adapun jumlah kasus varian Omicron dengan cepat naik mendominasi di hampir setiap negara di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Omicron mungkin telah mengalahkan varian baru ini.
Temuan varian baru ini telah dijelaskan dalam makalah pracetak yang diterbitkan ke MedRxiv. Makalah studi tersebut menganalisis varian baru ini dan mengidentifikasi 46 mutasi yang ditemukan di dalamnya.
Makalah studi belum ditinjau oleh rekan sejawat dan tidak mengandung informasi tentang tingkat keparahan atau transmisibilitas varian baru ini.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR