Bagaimana Julius Caesar Mengubah Romawi dan Memengaruhi Dunia Modern?

By Sysilia Tanhati, Senin, 5 September 2022 | 07:00 WIB
Meski memiliki banyak musuh, beberapa tindakan Julius Caesar mengubah Romawi dan memengaruhi dunia modern. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Julius Caesar merupakan salah satu pemimpin Romawi yang terkenal dan ambisius. Berkat kehebatannya dalam bidang militer dan politik, ia mampu menduduki posisi tertinggi di Romawi. Namun menjadi pemimpin atau kaisar Romawi tidaklah mudah. Mereka memiliki banyak pesaing yang tak segan membunuhnya dan mengincar posisi tertinggi itu. Julius Caesar termasuk satu dari sekian banyak kaisar yang tewas di ujung pedang. Meski memiliki banyak musuh, beberapa tindakan Julius Caesar mengubah Romawi dan memengaruhi dunia modern.

Warisan Julius Caesar terus berlanjut setelah kematiannya. Kerja kerasnya di Romawi meninggalkan bekas yang tak terhapuskan pada sejarah dunia dan budaya politik.

Aturan Caesar membantu mengubah Romawi dari republik menjadi kekaisaran

Caesar mengonsolidasikan kekuasaannya dan menjadikan dirinya diktator. Ia menggunakan kekuasaannya untuk memperbesar senat, menciptakan reformasi pemerintah yang diperlukan, dan mengurangi utang Romawi.

Meski berjasa, keputusannya untuk menjadi diktator republik tentu menggegerkan Romawi. Tidak menunggu lama, upaya pembunuhan pun dilaksanakan. Sepeninggalnya, republik berubah menjadi kekaisaran.

Pengganti pilihannya sendiri, Oktavianus, keponakannya, Kaisar Romawi pertama. Di bawah kepemimpinan Oktaviatus, yang kemudian mengganti nama menjadi Augustus, Kekaisaran Romawi damai dan makmur.

Berkat ambisinya, Caesar memperkenalkan Inggris ke dunia dan sejarah

Caesar tidak pernah mencapai invasi penuh ke Britania, tetapi dua ekspedisinya ke pulau-pulau menjadi titik balik yang penting.

Ia termasuk yang pertama dalam menghasilkan tulisan-tulisan tentang Britania. “Dalam tulisannya, Caesar memberikan pandangan luas tentang pulau-pulau itu,” tulis Colin Ricketts di laman History Hit.

Sejarah Britania mulai diperhitungkan sejak penaklukan Romawi yang sukses pada tahun 43 Masehi. Sesuatu yang dimulai oleh Julius Caesar dan diselesaikan oleh penerusnya.

Caesar memperluas wilayah Romawi

Tanah Galia yang kaya adalah aset besar dan berharga bagi Romawi. Ia menstabilkan wilayah di bawah kendali Romawi dan memberikan hak kepada warga negara baru. Julius Caesar terus melakukan ekspansi dengan cara yang sama. Berkat kerja kerasnya, Romawi menjadi salah satu kekaisaran terbesar dalam sejarah.

Setelah meninggal, kaisar disembah seperti dewa

Caesar adalah orang Romawi pertama yang diberikan status ilahi oleh kekaisaran. Kehormatan ini kemudian diberikan kepada banyak Kaisar Romawi. Mereka dapat dinyatakan sebagai dewa pada saat kematiannya.

Orang Romawi pun melakukan penyembahan. Tidak sedikit yang menghubung-hubungkan dirinya dengan sang dewa.

Kultus pribadi ini membuat kekuatan institusi seperti Senat menjadi kurang penting. Jika seorang pria bisa memenangkan popularitas publik dan menuntut kesetiaan militer, dia bisa menjadi kaisar.

Pengaruh sejarah Caesar sangat meningkat dengan tulisannya sendiri

Bagi orang Romawi, Caesar tidak diragukan lagi merupakan sosok yang sangat penting. Ia menulis dengan sangat baik tentang hidupnya sendiri, khususnya dalam “Commentarii de Bello Gallico”, sebuah sejarah Perang Galia.

Dalam “Commentarii de Bello Gallico”, kisahnya disampaikan dengan kata-katanya sendiri yang mudah dipahami para pembacanya.

Teladan Caesar telah mengilhami para pemimpin yang mencoba meniru dia

Bahkan istilah tzar dan kaisar berasal dari Julius Caesar. Diktator fasis Italia Benito Mussolini secara sadar menggemakan Romawi. “Ia melihat dirinya sebagai Caesar baru,” tambah Ricketts. Menurut Mussolini, pembunuhan Julius Caesar adalah “aib bagi kemanusiaan”.

Caesarisme adalah bentuk pemerintahan yang diakui di belakang pemimpin yang kuat, biasanya militer. Napoleon juga bisa dibilang seorang Caesarist.

Meski dibenci karena mengangkat dirinya menjadi diktator, jasa besar Julius Caesar tidak bisa dipandang sebelah mata. Tidak hanya di masa Romawi kuno, peninggalannya pun masih terasa nyata hingga zaman modern.

    

Baca Juga: Napak Tilas Jejak sang Diktator Romawi Julius Caesar di Kota Abadi

Baca Juga: Gara-gara Cuaca Buruk, Julius Caesar dan Romawi Gagal Kuasai Britania

Baca Juga: Apa yang Terjadi Ketika Julius Caesar Diculik Bajak Laut Kilikia