Nationalgeographic.co.id—Julius Caesar suka melakukan hal yang berisiko. Pada tahun 55–54 Sebelum Masehi, ia melakukan tindakan berisiko besar: memimpin dua invasi ke Britania. Jika berhasil, kemenangan ini bisa menjadi jalan menuju kekuasaan tertinggi di Romawi. Tetapi, seperti yang diceritakan Guy de la Bédoyère di laman History Extra, semua usahanya gagal. Gara-gara cuaca buruk, Julius Caesar gagal kuasai Britania. Kombinasi dari perencanaan yang tidak matang, kereta musuh, dan cuaca yang buruk hampir membuat karirnya berantakan.
Pada akhir musim panas tahun 55 Sebelum Masehi, Julius Caesar berdiri di pantai utara. Di seberangnya terbentang sebuah pulau, yang menurut kisah para pelancong kaya akan mutiara, timah, emas, dan timah. “Namun alih-alih kekayangan mineral, Caesar lebih tertarik pada oleh posisi strategis pulau tersebut,” ungkap Brenda Ralph Lewis di laman British Heritage.
Ia menyadari bahwa Britania bisa menjadi ancaman baru bagi semua kerja kerasnya selama delapan tahun di Prancis. Selama serangan militernya di Prancis, suku Kelt dari Britania selalu membantu Prancis melawan Caesar. Jika Caesar bisa menguasai pulau Britania, pantai utara Prancis jadi rentan terhadap serangan mendadak tentara Romawi.
Politisi ambisius yang menempuh segala cara untuk mencapai kekuasaan tertinggi
Caesar adalah salah satu politisi dan jenderal paling ambisius dalam sejarah Romawi. Sejak awal ia selalu mengambil risiko, bahkan yang tidak masuk akal sekalipun.
Caesar menginginkan kekuasaan tertinggi. Segala cara dilakukannya untuk mencapai cita-citanya. Ia merayu masyarakat dengan melakukan pertandingan hewan liar dan pertunjukan teater. Suap dilakukannya dengan berani untuk mendapatkan jabatan pontifex maximus (imam kepala).
Selama 9 tahun, Caesar terus melakukan kampanye militer di Galia. Di saat yang bersamaan, ia melihat peluang menggiurkan untuk memperluas daerah kekuasaannya hingga ke Britania. Di masa itu, suku-suku yang menghuni Britania selalu mengundang rasa ingin tahu. Mereka seakan bersembunyi di kabut dengan adat istiadatnya yang unik.
Caesar mengeklaim Britania telah mendukung Galia dalam perang melawan Romawi. Klaim ini pun jadi alasan yang jelas untuk menyerang pulau itu.
Apakah hanya itu alasan Caesar untuk menginvasi Britania? Atau ini hanya keserakahannya belaka? Suetonius, sejarawan Romawi, mengatakan Caesar tampaknya percaya Britania akan menjadi gudang mutiara untuk menambah koleksinya.
Invasi pertama, menunjuk seorang raja boneka
Untuk melunakkan penduduk Britania, Caesar mengirim Commius untuk menjadi raja boneka. Ia harus meminta penduduk Britania untuk mencari perlindungan kepada Caesar. “Dengan kata lain menyerah padanya,” tambah Bédoyère.
Source | : | History Extra |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR