"Mengklarifikasi antara dua hipotesis ini penting karena konsumsi buah dapat menghasilkan mutualisme evolusi bersama, sedangkan konsumsi biji tidak," kata Han Hu, seorang peneliti di Oxford University dan University of New England.
"Memakan buah dan membuang biji yang belum dihancurkan dapat membantu tanaman menyebar dan berkembang, tetapi jika bijinya dihancurkan dan dicerna, itu tidak akan membantu tanaman."
Untuk memecahkan misteri ini, penulis penelitian memeriksa lusinan spesimen Jeholornis. Pemindaian salah satu spesimen yang paling terawetkan. Spesimen itu mengungkapkan bahwa tengkorak Jeholornis memiliki banyak ciri yang lebih mirip dinosaurus daripada burung modern.
Baca Juga: Dunia Hewan: Ikan Berprotein Antibeku Ini dari Habitat Es Greenland
Baca Juga: Dunia Hewan: Bukan karena Darah Rendah, Mengapa Kucing Takut Mentimun?
Baca Juga: Dunia Hewan: Dua Pelajar di AS Menemukan Dua Spesies Baru Kalajengking
Namun, tengkorak itu memang memiliki beberapa ciri di mulut dan paruhnya, seperti gigi yang berkurang, yang ada pada burung modern -fitur yang berpotensi mengisyaratkan pola makan 'modern' termasuk buah.
Setelah membandingkan tengkorak Jeholornis yang direkonstruksi ini -terutama rahang bawah dengan burung modern. Peneliti membandingkan termasuk spesies yang menggiling biji, spesies yang memecahkan biji, dan spesies yang memakan buah, membiarkan bijinya utuh, analisis mengesampingkan pemecahan biji.
"Namun, Anda sebenarnya tidak akan bisa membedakan diet yang berbeda selain dari bentuk rahang," kata O'Connor.
"Tetapi bagian lain dari fosil dapat memberikan petunjuk tambahan. Burung yang memakan biji-bijian memiliki gilingan lambung. Mereka menelan batu untuk membantu mereka menghancurkan makanan mereka."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo