"Kami menempatkan mesenkim dari salamander dengan paru-paru ke dalam embrio salamander tanpa paru dan membiarkannya berkembang," kata Lewis, "ini menghasilkan pembentukan struktur yang menyerupai paru-paru, menawarkan beberapa bukti bahwa salamander tanpa paru tetap mampu terus mengembangkan paru-paru."
Studi ini juga mengonfirmasi tesis doktoral Amy Grace Mekeel tahun 1936 yang menantang teori terkemuka yang dikemukakan oleh para ahli biologi bahwa lipatan kecil pada faring dewasa adalah paru-paru sisa yang bertahan sejak hilangnya paru-paru awal plethodontids. Mekeel menggambarkan "paru-paru dasar" yang terbentuk di embrio, tetapi hilang pada saat menetas.
"Prekursor paru-paru muncul dan menghilang sebelum embrio salamander tanpa paru menetas, seperti yang dijelaskan Mekeel," kata Kerney, "karya ini membenarkan tesis Mekeel sebelumnya dan meletakkan hipotesis sisa dewasa awal untuk beristirahat."
Studi ini mengungkapkan bahwa jalur perkembangan-genetik paru-paru setidaknya sebagian dilestarikan meskipun tidak ada paru-paru dewasa yang berfungsi. Ini setidaknya berlangsung selama 25 dan mungkin melebihi 60 juta tahun. Memahami evolusi kehilangan paru-paru di Plethondontidae juga dapat menjelaskan hilangnya organ pada vertebrata lain.
"Di masa depan, jika mekanisme genetik ini terungkap, kita akan memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang bagaimana evolusi bertindak untuk menghilangkan organ seperti paru-paru. Di mana telah lama dianggap penting untuk mencapai kehidupan di darat," kata Lewis yang saat ini menjadi ilmuwan dengan NanoString Technologies.
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo