Kehidupan Budak di Balik Brutalnya Institusi Perbudakan Romawi

By Sysilia Tanhati, Senin, 22 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Institusi perbudakan Romawi sangat brutal. Budak bisa memiliki kehidupan yang baik dan juga tersiksa. Seperti apa kehidupan sehari-hari budak Romawi? (Jean-Léon Gérôme)

Jika terdapat lebih dari satu budak di satu rumah tangga, biasanya budak-budak itu berasal dari wilayah yang berbeda. Tujuannya adalah untuk mencegah segala bentuk kesepakatan antara sesama budak, yang dapat menyebabkan kerusuhan.

Budak laki-laki yang disukai dan dipercaya, vilici, mengawasi pekerjaan budak lain di perkebunan pedesaan.

Fungsi penting lainnya dipegang oleh budak pendidik. Para pendidik ini adalah laki-laki dan merawat anak-anak tuannya sejak usia dini. Mereka akan mengajarkan berbagai keterampilan. “Budak ini memiliki pengetahuan serta tingkat kebebasan yang lebih tinggi,” tambah Protic.

Kehidupan budak wanita

Wanita yang diperbudak di daerah perkotaan menemani gundik. Tugasnya bervariasi, mulai dari memandikan mereka, menjadi penata rambut atau pengasuh anak. Di daerah pedesaan, budak wanita adalah pelayan dapur, istri vilici, atau pelayan wanita. Ketika menyangkut kehidupan pribadi budak wanita, mereka tidak diizinkan untuk menikahi sesama budak atau menjaga anak budak.

Meskipun pernikahan formal, conubium, dilarang, penyatuan ilegal seperti pernikahan adalah hal biasa. Anak-anak budak pada dasarnya adalah milik tuannya dan seringkali merupakan anak kandungnya sendiri. Anak-anak budak Romawi ini tumbuh dan bermain dengan anak-anak yang sah, bebas, dan disukai majikan. Ini menunjukkan dinamika yang rumit dari familia di Romawi.

Wanita dalam perbudakan Romawi sering dipisahkan dari anak-anaknya, yang biasanya dijual, atau diperintahkan untuk menjaga anak-anak tuannya. Beberapa budak Romawi, laki-laki dan perempuan, dijual sebagai pelacur oleh majikan mereka. Secara finansial, majikan itu mendapatkan keuntungan dari pelecehan seksual dan fisik mereka. Tidak diragukan lagi bahwa budak adalah objek kepuasan seksual bagi orang yang memilikinya.

Kalung penanda seorang budak

Budak Romawi yang bekerja di ladang atau pertambangan memiliki kehidupan yang paling sulit dan melelahkan. Mereka akan tidur di bangunan seperti gudang, mendapatkan sedikit makanan, dan mengenakan rantai di kaki. Rantai ini tidak hanya membebani mereka, tetapi juga mengingatkan mereka akan takdir mereka tanpa kebebasan.

Kalung untuk para budak Romawi yang sering memberontak atau kabur. bertuliskan (Ancient origins)

Budak pertambangan ini adalah ‘barang-barang konsumsi’ yang bekerja sampai mati. Kecil kemungkinan bagi mereka untuk mendapatkan kebebasan, kecuali melarikan diri. Kabur menjadi tindakan yang sangat berani bagi budak dan ini ditakuti oleh majikannya. Jika tertangkap, mereka akan dibunuh, atau dikembalikan ke tuannya untuk disiksa.

Sebuah kalung penanda budak ditemukan dengan tulisan: