Kisah Cabul Berujung Maut Fientje de Feniks, Pelacur Batavia

By Galih Pranata, Kamis, 25 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Potret Fientje de Feniks dalam buku karya Pieter van Zonneveld (1992) seorang pelacur dari rumah bordil milik germo Oemar di Batavia. (Pieter van Zonneveld/De Moord op Fientje de Feniks: een Indische Tragedie (1992))

Baca Juga: Kisah Pilu Aktris di Zaman Romawi, Sering Diperlakukan sebagai Pelacur

Baca Juga: Maiko dan Kisah Pelacuran Perempuan Jepang di Hindia Belanda

Baca Juga: Saatnya Gulungan Arsip VOC Ungkap Losmen Lampu Merah di Batavia

Baca Juga: Kisah Pelacur dan Pelacuran Pada Zaman Perdagangan Jalur Rempah

      

Rosna mengaku: "Tuan, saya seorang perempuan, jadi saya penakut, tapi saya katakan sekali lagi laki-laki itu yang telah melakukan pembunuhan."

Alhasil, Brinkman tersudut dan mengakui kejahatannya. Brinkman yang kerap menyewa jasa Fientje, menyimpan rasa dan hendak dijadikannya nyai. Motif pembunuhannya berlatar rasa cemburu karena Fientje de Feniks masih menerima tamu-tamu lain.

Akhirnya, vonis hukuman gantung dijatuhkan pada Brinkman. Ia merasa tertekan, "bagaimana bisa seorang kulit putih yang kaya harus membayar nyawanya karena membunuh pelacur indo—Fientje de Feniks," tulis Rosihan.

Sebelum eksekusi itu, Brinkman menjadi depresi dan kerap menangis histeris. Sebelum tiba waktu eksekusinya, ia ditemukan mati bunuh diri di kediamannya. Kematiannya diduga akibat depresi berat.