Menyelisik Kehidupan Sosialita Para Nyonya Eropa di Hindia Belanda

By Galih Pranata, Kamis, 25 Agustus 2022 | 10:00 WIB
Bezoet de Bie bersama anak dan teman-temannya, tengah memandikan anak-anaknya, sekitar awal abad ke-20. (G. Roger Knight/Archipel)

Baca Juga: Bagaimana Imelda Marcos, Istri Diktator Filipina, Menjadi Ikon Ekses 80-an

Baca Juga: Riwayat Nyonya-nyonya Cina di Jawa, Narasi Sejarah yang Terlupakan

Baca Juga: Derita Orang Indo Dipandang Rendah oleh Eropa di Hindia Belanda

     

Selain kehidupan mereka yang hedonis, tidak sedikit juga para ambtenaar jarang membawa istri sah mereka ke Hinida Belanda, alias ditinggalkan di Eropa. Seperti halnya pegawai perkebunan yang lebih senang melibatkan nyai dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Kebanyakan para pejabat dan pegawai negeri Hindia Belanda lebih memilih nyai karena mereka tidak terlalu banyak meminta dan menuntut. Belum lagi, sikap nyai mudah diakomodir oleh para ambtenaar dan ambtelijk.

Alasan ini dapat ditebak bahwa dengan membawa nyonya mereka ke Hindia Belanda, hanya akan menghabiskan uang-uang yang didapatkan dari jerih payah kerja mereka. Dari sini juga sebagian kisah pergundikan di Hindia Belanda bermula.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo