Bisticeratops froeseorum, Spesies Baru Dinosaurus Bertanduk dari AS

By Ricky Jenihansen, Jumat, 26 Agustus 2022 | 16:00 WIB
Rekonstruksi kehidupan Bisticeratops froeseorum. (Sergey Krasovskiy)

Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleontolog melaporkan telah mengidentifikasi genus dan spesies baru dinosaurus bertanduk. Spesies baru itu diidentifikasi dari fosil tengkorak yang telah disimpan di museum AS selama beberapa dekade.

Genus dan spesies baru ini adalah milik chasmosaurine ceratopsid. Sementara, spesimen sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai milik genus dinosaurus ceratopsid yang berbeda, Pentaceratops.

Laporan mereka telah dipublikasikan di New Mexico Museum of Natural History and Science Bulletin. Publikasi tersebut bisa didapatkan secara daring dengan judul "A new chasmosaurine ceratopsid from the Upper Cretaceous (Campanian) Farmington Member of the Kirtland Formation, New Mexico."

Spesies dinosaurus baru milik keluarga Chasmosaurinae ini adalah subfamili dinosaurus ceratopsid herbivora. Jenis ini yang dikenal dari wilayah utara benua kuno Laramidia selama periode kapur akhir.

Spesies baru ini diberi nama Bisticeratops froeseorum, ia hidup di tempat yang sekarang disebut Amerika Serikat selama zaman Kapur Akhir, sekitar 74 juta tahun yang lalu.

Tengkorak dinosaurus ceratopsid baru ini hampir lengkap. Bisticeratops froeseorum yang baru dideskripsikan ini berasal dari Anggota Farmington dari Formasi Kirtland (akhir Campanian, zaman kapur atas) di New Mexico.

Tengkoraknya ini dikumpulkan pada tahun 1975 saat pesta lapangan Arizona University di daerah Hutan Belantara Federal Bisti/De-na-zin.

Tengkorak holotipe Bisticeratops froeseorum. (Dalman et al.)

Fosil itu, memiliki panjang sekitar 1,75 m (5,7 kaki). Fosil ini memiliki beberapa patologi -kemungkinan besar bekas gigitan yang dibuat oleh dinosaurus tyrannosaurid karnivora.

Bisticeratops dibedakan oleh beberapa karakter kranial diagnostik. Termasuk premaksila (margin punggung berjenjang), maksila (tulang rahang atas), jugal (tulang rahang atas), dan ornamen palpebral (bagian mata) dengan ornamen sedang.

Analisis filogenetik memulihkan Bisticeratops froeseorum sebagai spesies saudara dari chasmosaurine Formasi Almond yang tidak disebutkan namanya. Ia juga sebagai anggota chasmosaurine selatan yang berpotensi baru, di luar Triceratopsin.

Bisticeratops juga berbeda dari chasmosaurine Laramidian selatan lainnya seperti Pentaceratops. Bisticeratops froeseorum berbeda dari dinosaurus chasmosaurine lain yang diketahui, terutama dari spesies yang lebih tua di wilayah geografis yang sama.

"Analisis filogenetik sangat mendukung penempatan Bisticeratops froeseorum di subfamili Chasmosaurinae," kata Spencer Lucas dan rekan-rekannya dari New Mexico Museum of Natural History dan Harrisburg University, dikutip Sci-News.

Mereka menjelaskan, Bisticeratops froeseorum lebih muda dari Pentaceratops sternbergi dua juta tahun. Kemudian lebih mudah satu juta tahun dari Navajoceratops sullivani satu dan 750.000 tahun dari Terminocavus sealeyi.

Formasi Kirtland. (Nick Longrich)

"Dan lebih tua dari Sierraceratops turneri satu juta tahun," kata peneliti. "Bisticeratops froeseorum kehilangan sebagian besar embel-embel diagnostik."

Namun, peneliti melanjutkan, spesies ini dapat dibedakan dari chasmosaurine lain, terutama dari kerabat dekatnya chasmosaurine Formasi Almond dan Pentaceratops kerabatnya yang lebih jauh, berdasarkan beberapa karakter tengkorak.

"Fauna dinosaurus dari Anggota Farmington relatif kurang dipahami, terutama dibandingkan dengan fauna yang lebih tua secara stratigrafi di Cekungan San Juan," kata peneliti.

   

Baca Juga: Jejak Kaki Dinosaurus di Texas Terungkap Ketika Sungai Mengering

Baca Juga: Pertama Ditemukan, Fosil Dinosaurus Dikira Skrotum Manusia Raksasa

 Baca Juga: Mengapa Dinosaurus Karnivora Memiliki Mata Elips dan Lebih Kecil?

     

Oleh karena itu, spesies baru yang mungkin langka Bisticeratops froeseorum, bersama dengan beberapa chasmosaurine yang baru-baru ini diberi nama dan dideskripsikan seperti Navajoceratops sullivani.

Kemudian juga ada Sierraceratops turneri, dan Terminocavus sealeyi yang menambah keragaman dan disparitas chasmosaurine. Hasil ini juga memberikan dukungan lebih lanjut untuk variasi latitudinal pada fauna ceratopsid selama interval Kapur Akhir di Cekungan Interior Barat Amerika Utara.

"Pengakuan Bisticeratops froeseorum menambah catatan pertumbuhan ceratopsid chasmosaurine di barat daya Amerika Serikat dan memberikan informasi baru tentang keragaman taksonomi dinosaurus ini," para peneliti menyimpulkan.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo